Oleh: Annisa Ardiani, Content Writer Rekata
Dalam hidup, kita kerap terjebak dalam suatu kondisi ataupun masalah. Saat tidak mampu menangani masalah kita sendiri, kita biasanya menanyakan saran kepada orang lain. Baik itu ke teman, orang tua, saudara, ataupun ke ahli seperti psikolog, penasihat, dan yang lainnya.
Tapi, pernahkah kamu berkonsultasi ke sebuah toko kelontong? Memang terdengar bodoh, tetapi itulah yang terjadi dalam novel “Keajaiban Toko Kelontong Namiya” karya Keigo Higashino.
Toko kelontong tersebut menjadi tempat orang-orang berkeluh kesah dan berkonsultasi atas masalah yang sedang mereka hadapi.
Karena itu, toko kelontong tersebut menjadi terkenal pada tahun 1980 di Jepang.
Jawaban yang beliau berikan selalu dipikirkan baik-baik karena ia merasa bertanggung jawab atas apa yang ia sarankan kepada sang penanya.
Baca juga: Seri Novel Romantis yang Diadaptasi Menjadi Film, Bikin Baper!
Semua surat yang dikirimkan melalui kotak surat toko selalu ia baca dan ia jawab dengan sungguh-sungguh, bahkan untuk pertanyaan remeh sekalipun.
Yang Yuji tidak sangka-sangka, ternyata jawaban-jawaban yang ia berikan memberikan dampak dan perubahan besar bagi sang penerimanya.
Ia turut senang mendengar kabar tersebut, tetapi ia juga sadar bahwa hal tersebut tidak akan terjadi jika mereka tidak benar-benar mendengarkan sarannya dan bertindak atas saran Yuji.
Sebagus apa pun saran dan masukan dari orang-orang di sekitar kita, hidup kita tidak akan mengalami perubahan jika niat kita untuk berubah tidak kuat. Bantuan tersebut akan hanya menjadi angin lalu jika kita sendiri tidak membuat aksi dari pesan-pesan yang mereka katakan.
Baca juga: #MelihatHarapan Bike Pangandaran 2021 Berbagi Kebaikan Menebar Optimisme Melalui Bersepeda
Cerita Yuji Namiya tidak hanya menyentuh, tetapi juga penuh dengan misteri. Di tahun 2012, tiga pemuda---Atsuya, Shota, dan Kohei bersembunyi di Toko Kelontong Namiya setelah melakukan beberapa kejahatan kecil. Mereka pun memutuskan untuk menghabiskan malam di toko yang sudah tak berpenghuni itu.
Sementara menunggu hari terang, mendadak sebuah surat diselipkan ke dalam toko melalui lubang pada pintu gulung. Hal tersebut sangat ganjil karena tidak ada orang di luar dan toko ini sudah lama ditinggalkan pemiliknya.
Ketika membaca surat tersebut, ternyata surat itu datang dari 32 tahun yang lalu. Tepatnya, saat toko ini masih aktif menerima layanan konsultasi. Kohei memutuskan untuk menjawab surat tersebut, tanpa menyadari bahwa saat pagi tiba, kehidupan mereka bertiga tidak akan pernah sama lagi.
Penulis misteri