Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/03/2021, 14:31 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Jika induksi itu kan bertahap dan dalam pantauan dokter sedangkan akar fatimah tidak bisa dikurangi dan tidak terpantau," tambah dia.

Lebih lanjut, Ony menjelaskan, rumput fatimah bukan hanya berbahaya bagi janin namun juga pada ibu hamil.

Setidaknya ada tiga bahaya yang mengintai ibu hamil yang mengonsumsi tanaman ini.

  • Kelelahan

Minuman herbal ini akan memicu kontraksi untuk datang lebih cepat, hebat dan sering tapi pembukaan tidak bertambah.

Ibu hamil bisa kehabisan tenaga dan tidak bisa melanjutkan persalinan dengan normal.

"Padahal yang penting saat melahirkan itu kan power ya," ujar selebgram pemilik akun @bidankriwil ini.

  • Otot uterus lelah

Otot uterus bekerja tidak hanya ketika proses persalinan, namun juga sesudahnya. Fungsinya untuk menekan pembuluh darah yang terbuka pasca plasentanya sudah keluar dari rahim.

Baca juga: Bahaya Rumput Fatimah untuk Melancarkan Persalinan

Kondisi ini yang menyebabkan darah terus mengalir sehingga otot harus terus berkontraksi untuk menekan pembuluh darah ini.

Namun, jika otot uterus sudah kelelahkan maka proses ini akan gagal dilakukan.

Akibatnya bisa membahayakan pada ibu yang baru melahirkan karena dapat menyebabkan syok yang berujung pada kematian.

  • Fetal distress

Hiper kontraksi yang dihasilkan rumput fatimah juga dapat menyebabkan fetal distress atau gawat janin. Kondisi muncul ketika janin kekurangan oksigen di dalam kandungan.

Hal ini ditandai dengan denyut jantung janin yang menurun atau meningkat tajam.

Ony menyebutkan, denyut jantung janin normal seharusnya berkisar 120-160 kali per menit.

Selain itu, kondisi stres pada janin juga dapat menyebabkan mekonium atau feses awal pada bayi.

Mekonium yang tercampur air ketuban dan dikonsumsi janin kemudian bisa menyebabkan gagal nafas ketika bayi dilahirkan.

Selain itu, janin juga bisa gagal nafas dan meninggal di dalam kandungan jika persalinannya terlalu lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com