KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Sebagian besar masyarakat sudah mulai sering mendengarkan anjuran untuk melakukan protokol kesehatan, termasuk salah satunya mencuci tangan.
Idealnya, menjalankan protokol kesehatan sudah jadi hal "otomatis" buat semua orang, bukan?
Tapi faktanya, masih ada sekelompok masyarakat yang tidak menerapkan praktik cuci tangan pakai sabun secara disiplin di tengah pandemi.
Data Badan Pusat Statistik (2020) mencatat bahwa kepatuhan masyarakat terhadap pedoman cuci tangan hanya 75,38 persen dari total 90.967 responden.
Padahal meskipun tampak sederhana, cuci tangan pakai sabun punya dampak yang sangat besar.
Baca juga: Cuci Tangan Cara Simpel Cegah Penyakit seperti Norovirus Penyebab Diare
Menurut Direktur Kesehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, drg R Vensya Sitohang M Epid, cuci tangan pakai sabun tak hanya penting untuk mencegah penularan Covid-19, tetapi juga berbagai macam penyakit lainnya.
Beberapa di antaranya seperti diare, penyakit kulit, penyakit pernapasan, scabies, dan lainnya.
"Penyakit-penyakit yang dapat dibawa kalau perilaku CTPS (cuci tangan pakai sabun) tidak dipraktikkan di kehidupan sehari-hari banyak sekali."
"Ini harusnya bisa menjadi dasar atau justifikasi yang kuat mengapa CTPS harus terus berkelanjutan," ungkap Vensya.
Baca juga: Cuci Tangan dengan Air dan Sabun Paling Efektif Bunuh Kuman
Meski sederhana, nyatanya masih banyak orang yang tidak rajin menerapkan perilaku cuci tangan pakai sabun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.