Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Berita Terorisme, Perhatikan 7 Cara Diskusi dengan Anak

Kompas.com - 01/04/2021, 13:49 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media belakangan dibanjiri kabar soal aksi terorisme. Kabar terbaru adalah tentang aksi penyerangan Mabes Polri, Jakarta, setelah serangan bom bunuh diri di Makasar.

Memang, terkadang sulit bagi orangtua untuk membatasi anak-anak agar tidak terpapar informasi semacam ini.

Kabar soal serangan teroris bisa menjadi sesuatu yang traumatis dan membingungkan bagi anak-anak. Terlebih lagi pada anak usia dini yang masih sulit mencerna kejadian tersebut.

Baca juga: Perkuat Ikatan dengan Anak Lewat Kegiatan di Alam

Biasanya paparan informasi semacam ini akan berujung pada rentetan pertanyaan kepada orangtua.

Pada bagian inilah tak jarang ayah dan ibu kesulitan menjelaskan sesuai dengan tingkat pemahaman si anak. 

Dr Bernadka Dubicka dari the Royal College of Psychiatrists, London, Inggris, mengatakan, saat ini sangat sulit membatasi anak untuk tidak terpapar berita terorisme.

Terlebih lagi dengan penggunaan gawai dan media sosial pada anak yang sudah sangat masif.

"Berpura-pura tidak terjadi sesuatu itu mustahil karena anak akan mengetahuinya dari orang lain."

"Yang terpenting adalah bagaimana orangtua membantu buah hati untuk mengatur respons emosionalnya," kata Dubicka seperti pemberitaan di BBC, Kamis (1/4/2021).

Organisasi anak dunia, Save the Children menyebutkan, aksi terorisme yang ada dalam pemberitaan bisa membuat anak merasa tidak pasti soal masa depannya.

Mereka juga berpotensi untuk merasa ketakutan tentang kemungkinan menjadi korban kejadian berikutnya.

Baca juga: Ini 7 Hal yang Membuat Self-Esteem Anak Rendah

Nah, setidaknya ada tujuh tips yang bisa diaplikasikan orangtua saat membicarakan soal aksi terorisme pada anak.

  • Refleksi diri

Sebelum mulai mengajak anak bicara, setiap orangtua harus merefleksikan diri terlebih dahulu.

Pahami perspektif sendiri dalam menghadapi serangan terorisme ini, termasuk pengetahuan, pandangan politik maupun aspek lainnya.

Sebab, cara kita menafsirkan kejadian tersebut sangat berpengaruh pada apa yang akan dibicarakan kepada anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com