Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/04/2021, 14:53 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Beberapa tahun terakhir, banyak brand sepatu lari berlomba-lomba menghasilkan sepatu super yang bisa membantu pemakainya berlari lebih cepat dan efisien.

Awalnya, pada 2017, Nike menciptakan sepatu super yang diharapkan bisa membantu pelarinya, Eliud Kipchoge, memecahkan rekor maraton dengan waktu di bawah 2 jam.

Saat itu Nike membuat Vaporfly 4%, sepatu dengan pelat serat karbon di bagian alasnya, yang berdasarkan uji laboratorium diklaim bisa meningkatkan efisiensi lari sebesar 4%.

Ketika pengujian independen membenarkan klaim 4% Nike itu, para pelari segera mengganti sepatu mereka dengan Vaporfly 4% agar bisa berlari lebih cepat.

Tapi fitur pelat karbon ini memunculkan kontroversi, karena dianggap sebagai alat bantu yang tidak adil bagi pelari lainnya.

Baca juga: Inovasi dalam Sepatu Lari Nike, Curang atau Tak Terhindarkan?

Meski demikian, ketika tidak ada larangan dalam penggunaannya, maka merek lain pun ikut bergegas menciptakan sepatu super berlapis pelat karbon versinya sendiri.

Selama 3 tahun terakhir, berbagai sepatu berlapis pelat karbon pun hadir di pasar. Namun, ada satu merek sepatu utama yang absen dari hiruk pikuk itu: ASICS.

Memang setelah sebagian besar merek besar merilis sepatu super pelat karbon versi mereka, ASICS ikut memasuki permainan dengan sepatu MetaRacer.

Tetapi MetaRacer dianggap terlalu "sopan" dan tradisional meski dilengkapi pelat serat karbon. Ini berbeda dari sepatu super dengan profil sol tinggi yang dirilis sebagian besar merek.

ASICS Metaspeed SkyASICS ASICS Metaspeed Sky
Namun tanpa kita ketahui, di ASICS Institute of Sports Science di Kobe, Jepang, sesuatu yang istimewa sedang terjadi. Para insinyur ASICS rupanya bekerja keras menganalisis komponen kecepatan pada pelari elit, apa yang membuat seseorang bisa berlari lebih cepat.

Melalui penelitiannya, mereka menemukan ada dua gaya lari yang dominan, yakni pelari yang meningkatkan panjang langkahnya saat menambah kecepatan, dan yang memperpanjang langkah sekaligus meningkatkan iramanya dengan melangkah lebih sering.

Para peneliti menyebut gaya pertama sebagai "Stride" dan yang kedua "Cadence".

Mereka juga menemukan bahwa pelari gaya Stride berlari dengan langkah yang lebih jauh dan melompat lebih tinggi. Ini berarti mereka membutuhkan rebound (tolakan) vertikal yang lebih besar untuk memperpanjang langkahnya.

Sedangkan pelari gaya Cadence berlari dengan langkah lebih pendek dan lompatan vertikal lebih rendah, yang berarti mereka membutuhkan lebih banyak kendali agar bisa mempercepat irama larinya

Berdasarkan apa yang diketahui itu, para desainer di ASICS kemudian merancang sepatu dengan pelat karbon untuk setiap jenis pelari sesuai dengan gaya larinya.

Hasilnya adalah terciptanya sepatu Metaspeed Sky untuk pelari Stride yang melangkah panjang-panjang, dan Metaspeed Edge untuk mereka yang memiliki gaya Cadence atau mengubah irama larinya sembari memperpanjang langkah.

Sepatu Metaspeed Sky menciptakan pantulan tenaga yang lebih kuat karena memiliki lapisan foam yang lebih tebal.

Bahan ini membantu pelari mendapat tolakan yang lebih tinggi di antara langkah-langkahnya. Artinya, dengan irama sama, pelari bisa mendapatkan langkah lebih panjang saat berlari.

Sementara Metaspeed Edge memiliki lapisan busa yang lebih rendah dan stabil untuk memudahkan pelari Cadence mengubah irama larinya dengan memandu kaki melangkah lebih sering ketika ingin menambah kecepatan.

Baca juga: ASICS Rilis Dua Sepatu untuk Dua Tipe Lari Berbeda

ASICS Metaspeed SkyThomas Neuberger ASICS Metaspeed Sky
Adapun pelat serat karbon pada kedua sepatu ini dipasang sepanjang midsole, diapit lapisan foam.

Bedanya adalah lapisan foam MetaSpeed Sky tebalnya 33mm/28mm (sepatu pria) dan 31mm/26mm (wanita), sedangkan foam MetaSpeed Edge tebalnya 29mm/21mm (pria) dan 28mm/20mm (wanita).

Midsole-nya sendiri adalah seri baru, yakni FF Blast Turbo yang berbahan dasar nilon ringan, empuk, dan sangat bouncy alias memantulkan tenaga.

Berdasarkan uji coba di ASICS Institute of Sport Science pada Januari 2021, sepatu Metaspeed Sky bisa membuat seorang pelari menghemat jumlah langkah untuk menyelesaikan sebuah maraton lebih dari 1,2%, dibandingkan sepatu lari ASICS sebelumnya.

ASICS memperkirakan bahwa jumlah langkah yang dihemat pelari mencapai sekitar 350 langkah dengan memakai Metaspeed Sky untuk jarak maraton penuh.

Sepatu ini juga meningkatkan efisiensi lari sebesar sekitar 3%, dibandingkan dengan sepatu lari ASICS paling canggih sebelumnya.

Sedangkan Metaspeed Edge mengurangi jumlah langkah untuk menyelesaikan maraton sekitar 2,6%, dibandingkan dengan sepatu lari sebelumnya, dengan perkiraan penghematan jumlah langkah sekitar 750 langkah.

Beberapa pelari yang sudah mencobanya menyebutkan bahwa sepatu baru dari ASICS ini akan mengubah permainan di antara sepatu-sepatu super lain, karena ia merupakan pendatang yang hadir dengan "senjata" yang lebih serius.

Nah, apakah sepatu super ASICS ini akan menjadi penantang tangguh dan pencipta rekor di berbagai lomba lari? Tentu kita ingin menantikan hasilnya.

Tapi bagi kamu yang tidak sabar ingin mencobanya, Metaspeed Sky akan tersedia di toko resmi ASICS Store Indonesia Grand Indonesia dan Pondok Indah Mall II mulai awal April 2021, sedang Metaspeed Edge akan tersedia mulai 4 Juni 2021.

Kedua sepatu akan dijual seharga Rp 3.699.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com