Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 30/11/2022, 05:10 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Health

KOMPAS.com - Hubungan intim sering kali dipandang sebagai aktivitas yang menyenangkan. Namun, melakukannya terlalu sering mungkin malah akan memberikan efek negatif.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Archives of Sexual Behavior pada 2017, rata-rata orang dewasa berhubungan intim 54 kali setahun atau rata-rata satu kali per pekan.

Namun, seberapa sering aktivitas seksual dikatakan terlalu sering dan apa risikonya?

Menurut asisten profesor klinis kebidanan, ginekologi, dan pengobatan reproduksi di The Icahn School of Medicine di Mount Sinai Health System di New York City, Rebecca C. Brightman, MD, definisi "sering" tersebut sebetulnya bervariasi.

"Selain itu, jika terasa nyaman dan tidak menyakitkan, maka seks pada frekuensi berapa pun tidak masalah," katanya kepada Health.

Baca juga: 4 Akibat Kurang Bercinta, Apa Saja?

Namun, ada baiknya kita mengetahui tanda bahwa tubuh Anda mungkin perlu jeda berhubungan intim atau dianggap "terlalu sering" untuk tubuh.

Risiko terlalu sering berhubungan

1. Pembengkakan vagina dan labia

Dokter kandungan dan ahli kesehatan wanita dari California, Sherry A Ross, mengatakan, bahaya fisik utama akibat terlalu sering berhubungan intim adalah pembengkakan vagina dan labia yang berlebihan.

Penulis "she-ology and she-ology the she-quel" itu mengatakan, rangsangan seksual yang terlalu sering akan membuat vagina dan labia penuh dengan darah. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit yang berlebihan saat berhubungan seksual.

2. Pelumasan alami vagina tidak optimal

Hubungan intim terlalu sering atau terlalu panjang juga dapat menyebabkan pelumasan alami pada vagina mengering, yang dapat menyebabkan gesekan dan nyeri.

"Jika Anda tidak melakukan cukup pemanasan untuk terangsang secara seksual dan menjadi basah, vagina akan menjadi kering."

"Ini akan membuat seks terasa menyakitkan saat penis atau jari memasuki vagina," kata Ross.

Kekeringan vagina juga bisa terjadi pada perempuan menopause, yang akan mengakibatkan sensasi terbakar pada vagina selama kontak seksual dan penetrasi.

Jika Anda mengalami pembengkakan dan/atau nyeri pada vagina setelah kontak seksual, berhentilah hingga merasa nyaman kembali.

Jika pembengkakan tampak berlebihan, cobalah gunakan kompres es untuk meredakan nyeri.

Di waktu berikutnya, untuk menghindari kejadian serupa, pertimbangkan untuk menggunakan pelumas, baik alami maupun produk pelumas untuk melubrikasi vagina.

Baca juga: Hindari Menggunakan 5 Bahan Berikut untuk Pelumas Saat Bercinta

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Sumber Health


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com