Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 31/10/2022, 06:33 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Ketika menderita kondisi ini, kandung kemih akan membengkak dan tidak dapat menahan banyak urine.

Para penderita mungkin mengalami urine mereka berwarna keruh, berdarah, atau berbau aneh.

Penderita infeksi saluran kemih mungkin juga mengalami demam, menggigil, mual, dan nyeri di bagian samping atau bawah perut.

Dokter kemungkinan akan meresepkan antibiotik untuk menghilangkan infeksi.

Baca juga: 6 Cara Mencegah Infeksi Saluran Kemih yang Bisa Mengancam Nyawa

4. Hamil

Pada trimester pertama kehamilan, volume darah wanita hamil akan meningkat, sehingga ginjal harus bekerja dengan kelebihan cairan yang masuk ke kandung kemih.

Kondisinini bisa berlanjut hingga trimester kedua.

Untuk mempersiapkan waktu kelahiran, bayi akan mulai bergerak ke bawah melalui panggul wanita yang hamil. Kondisi ini akan memberi beban lebih pada kandung kemih.

Seorang ibu hamil tidak hanya berpotensi mengalami buang air kecil lebih sering, tetapi juga bisa mengeluarkan sedikit urine ketika melakukan hal-hal seperti tertawa, bersin, atau mengangkat barang.

Jika mengalami masalah ini, disarankan untuk menggunakan panty liner untuk menghindari pakaian dalam basah oleh urine.

Jika khawatir dengan jumlah urine, berkonsultasilah dengan dokter untuk memastikan itu bukan cairan ketuban.

Baca juga: 5 Alasan Ibu Hamil Harus Minum Minimal 10 Gelas Air Sehari

5. Fibroid rahim

Fibroid rahim adalah pertumbuhan jaringan non-kanker di dalam atau luar rahim dan banyak dialami oleh wanita usia subur.

Kondisi ini terkadang membuat penderitanya lebih sering buang air kecil, terutama ketika fibroid menjadi lebih besar dan menekan kandung kemih.

Fibroid juga dapat menyebabkan perdarahan hebat, nyeri haid, nyeri saat berhubungan seks, komplikasi selama kehamilan dan persalinan, hingga bahkan masalah kehamilan.

Baca juga: Kenali Berbagai Penyebab Kista di Rahim

6. Kandung kemih terlalu aktif

Pada kondisi ini, seseorang akan sulit mengontrol keinginannya untuk buang air kecil.

Ketika cairan menumpuk di kandung kemih, sinyal saraf dari kandung kemih ke otak biasanya memicu otot dasar panggul dan otot uretra untuk rileks.

Kondisi ini memungkinkan kandung kemih berkontraksi dan mengeluarkan urine.

Memiliki kandung kemih yang terlalu aktif dapat membuat otot-otot di kandung kemih tanpa sengaja berkontraksi, bahkan saat kandung kemih tidak penuh.

Kandung kemih yang terlalu aktif bisa disebankan oleh beberapa kondisi medis, termasuk memiliki kelainan neurologis seperti stroke, kelainan kandung kemih seperti tumor, atau asupan kafein atau alkohol yang berlebihan, antara lain.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com