Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 31/10/2022, 06:33 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Untuk mengatasinya, kita perlu mencari tahu penyebab yang mendasarinya terlebih dahulu.

Baca juga: Kanker Kandung Kemih: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

7. Interstitial Cystitis

Pada dasarnya, interstitial cystitis adalah kondisi ketika "kabel" di dalam tubuh kita menyilang dan memberi tahu otak bahwa kita perlu buang air kecil saat kandung kemih penuh. Padahal, tugas ini seharusnya dilakukan oleh saraf panggul.

Seiring dengan kebutuhan buang air kecil yang terus-menerus, bahkan jika kita hanya mengeluarkan cairan dalam jumlah kecil, kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat kandung kemih terisi, nyeri di panggul atau di antara vagina dan anus, serta nyeri saat berhubungan seks.

Meskipun tidak dapat disembuhkan, interstitial cystitis dapat dicoba untuk diobati dengan terapi fisik untuk meredakan nyeri panggul, pelatihan kandung kemih, konsunsi obat untuk mengendurkan kandung kemih dan mengurangi ketidaknyamanannya, dan banyak lagi.

Baca juga: Apakah Infeksi Saluran Kemih Berbahaya?

8. Konsumsi makanan dan minuman yang mengiritasi kandung kemih

Kopi, alkohol, teh, minuman berkarbonasi, makanan pedas, buah jeruk, produk berbahan tomat, dan coklat semuanya dapat menyebabkan iritasi kandung kemih.

Penyebabnya, makanan dan minuman tersebut bisa bersifat asam, yang pada akhirnya dapat mengiritasi kandung kemih.

Namun, hal ini tentu tidak terjadi pada semua orang.

Baca juga: Waspadai 3 Gejala pada Kandung Kemih yang Cerminkan Masalah Kesehatan

9. Gangguan fungsi dasar panggul

Dasar panggul adalah sekelompok otot yang membentuk struktur tipe selempang yang penting untuk menopang berbagai organ di panggul, termasuk kandung kemih dan uretra.

Ada berbagai jenis gangguan fungsi dasar panggul.

Gangguan dasar panggul yang menyebabkan sering buang air kecil dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti melahirkan atau penuaan.

Baca juga: 9 Penyebab Nyeri Panggul pada Pria dan Wanita yang Perlu Diwaspadai

10. Diabetes

Penderita diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2, mungkin lebih sering buang air kecil.

Hal itu terjadi karena kelebihan gula dapat menumpuk di darah, yang pada akhirnya membuat ginjal bekerja lebih banyak untuk menyaring dan menyerapnya.

Ketika ginjal tidak dapat menangani beban ekstra ini, gula akan masuk ke dalam urine bersama dengan cairan dari jaringan-jaringan lain dan itu membuat penderita diabetes harus lebih sering buang air kecil.

Baca juga: 10 Gejala Awal Diabetes Tipe 2 yang Harus Diwaspadai

11. Kapasitas kandung kemih kecil

Rata-rata kandung kemih dapat menampung antara 1,5 hingga 2 cangkir cairan sekaligus. Namun, beberapa orang memiliki kapasitas kandung kemih yang lebih kecil dan hanya bisa menampung cairan kurang dari itu.

Hal itulah yang menyebabkan pemilik kandung kemih kecil lebih sering buang air kecil.

Namun, kasus ini cenderung jarang terjadi dibandingkan kasus sering buang air kecil karena penyebab lainnya.

Baca juga: Hati-hati, Pria Juga Bisa Kena Infeksi Kandung Kemih

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com