Inilah reaksi alergi makanan:
"Jika tidak segera diobati dengan epinefrin atau suntikan adrenalin, jenis reaksi ini terkadang berakibat fatal,” kata Aronica.
Baca juga: 10 Macam Alergi Aneh, dari Ponsel hingga Makeup
Hal-hal lain yang biasanya menyebabkan reaksi alergi yaitu:
Baca juga: 5 Makanan yang Harus Dihindari jika Anak Alergi Telur
Bawaan dari keluarga
"Pertanyaan umum yang saya dengar dari pasien adalah apakah alergi itu turun-temurun atau berkembang seiring waktu. Jawaban mudahnya adalah keduanya," kata Aronica.
Risiko alergi lingkungan dan asma pada anak lebih tinggi jika salah satu atau kedua orangtua memiliki alergi atau asma.
Alergi biasanya muncul sejak masa kanak-kanak, terutama dari makanan seperti susu, kacang-kacangan, telur, dan kedelai.
Tapi terkadang, alergi lainnya bisa berkembang di kemudian hari, tutur Aronica.
Penelitian terbaru menunjukkan, pengenalan makanan yang berpotensi menyebabkan alergi seperti kacang tanah di awal kehidupan dapat mencegah perkembangan alergi kacang pada bayi yang berisiko tinggi.
Namun jika khawatir untuk memberikan makanan yang memicu alergi untuk menangkal perkembangan alergi pada bayi, bicarakan dengan ahlinya.
Di sisi lain, intoleransi terkadang bersifat genetik, tetapi dapat berubah seiring waktu dan bervariasi bahkan pada orang yang sama dengan makanan yang sama.
Salah satu contoh umumnya adalah intoleransi laktosa. Seiring bertambahnya usia, tubuh kita menghasilkan lebih sedikit enzim yang membantu mencerna laktosa dalam produk susu, kata Aronica.
Baca juga: Alergi Ibu Diturunkan pada Bayinya Selama Kehamilan
Mendiagnosis alergi dan intoleransi
Rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan dapat membantu mengetahui apakah kita memiliki alergi atau intoleransi, dan membuat rencana untuk membantu mengendalikan gejala yang kita alami.
Tes alergi pada kulit dapat mengidentifikasi reaksi tubuh terhadap alergen. Tes darah akan menunjukkan peningkatan kadar antibodi alergi yang diproduksi oleh sistem kekebalan kita.