Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Jenis Hama dan Penyakit yang Mengancam Tanaman Hidroponik

Kompas.com - 09/04/2021, 17:16 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Metode penanaman hidroponik bisa menjadi solusi bagi kita yang tak memiliki lahan cukup luas di rumah untuk menanam.

Adapun hidroponik adalah teknik bertani yang menggunakan air sebagai media tanamnya atau media suplai nutrisi.

Meski begitu, berkebun sayuran dengan cara hidroponik belum tentu menjamin pertumbuhan tanaman akan selalu sehat tanpa risiko kematian akibat hama dan penyakit. Apalagi pada jika tanaman tidak ditutupi oleh atap atau naungan.

Menurut buku Hidroponik Sayuran: untuk Hobi dan Bisnis yang ditulis oleh Kunto Heribowo dan NS Budiana (2014), hama dan penyakit dapat menurunkan mutu dan produksi sayuran hidroponik yang kita tanam.

Oleh karena itu, diperlukan monitoring harian untuk mendeteksi kehadirannya. Dengan deteksi dini, maka biaya pestisida dapat ditekan serendah mungkin.

Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan cara manual, menanam tanaman atraktan, atau menggunakan biopestisida.

Baca juga: Jangan Bingung, Ini 5 Cara Memilih Tanaman Hidroponik untuk Pemula

Beberapa jenis serangan hama dan penyakit pada tanaman hidroponik sayur, antara lain:

Serangan hama

1. Ulat perusak daun (Crocidolomia binotalis)

Ulat ini bisa merusak dan memakan daun muda dari tanaman hidroponik kita.

Gejala yang bisa diamati adalah bekas gigitan yang membuat daun berlubang seperti teranyam.

Kerusakan biasanya dimulai dari permukaan daun sebelah bawah.

Serangan berat biasanya terlihat tulang daun saja.

Baca juga: Basmi Hama Ulat pada Tanaman dengan Sabun Cair dan Minyak Goreng

2. Ulat tritip (Plutella maculipennis)

Daun yang digigit oleh ulat tritip sering kali menyisakan bekas kerancang putih.

Jika dilihat lebih dekat, kerancang tersebut ternyata adalah kulit ari daun yag tersisa setelah dagingnya dimakan ulat.

Selanjutnya, daun akan menjadi berlubang.

3. Siput

Daun yang dimakan siput akan tampak berlubang tetapi tidak rata.

Sering pula dijumpai adanya alur-alur bekas lendir pada sayuran. Namun, serangan hama yang satu ini cukup jarang terjadi.

Baca juga: Tanda Tanaman Dimakan Siput dan Cara Mengatasinya

4. Ulat (Thepa javanica)

Hama ini biasa meninggalkan banyak lubang pada daun dan lubangnya bergerombol.

5. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)

Bagian pangkal batang yang diserang ulat ini akan terpotong hingga roboh, bahkan mati.

Baca juga: 9 Jenis Media Tanam Hidroponik, Bisa Dicoba Di Rumah

Serangan penyakit

1. Akar bengkak

Gejala penyakit ini adalah pembengkakan pada pangkal batang dari akar yang terinfeksi.

Penyebaranya melalui air, peralatan, dan bibit tanaman.

2. Bercak daun

Penyakit ini lebih banyak terjadi pada daun-daun tua.

Secara tampilan, akan terdapat bercak-bercak berbentuk bulatan konsentris kecil berwarna abu-abu gelap yang meluas menjadi bercak bulat.

Baca juga: Daun Tanaman Menguning? Ini Cara Mengatasinya

3. Busuk basah

Pada awalnya akan terjadi bercak basah dan lunak. Kemudian bercak membesar dan membusuk.

Jaringan yang membusuk punya bau yang khas.

Serangan ini dapat terjadi di tempat penyimpanan dan pengangkutan, tetapi bisa ditangani dengan pemanenan secara hati-hati.

4. Embun upas

Gejalanya biasa timbul di pembibitan.

Pada penyakit ini, akan terlihat jaringan di tulang-tulang daun yang menguning, mirip dengan kasus kekurangan unsur hara.

Bagian yang menguning lama-kelamaan berubah menjadi kecokelatan.

Jika daunnya dibalik, akan terdapat permukaan kapang abu-abu.

Baca juga: Simak, Cara Mudah Lenyapkan Noda Bekas Siram Air pada Daun Tanaman

5. Rebah semai

Penyakit ini pada umumnya menyerang bibit.

Serangannya ditandai dengan bibit menjadi busuk sebelum tumbuh, bibit yang sudah tumbuh pangkalnya mendadak busuk sehingga roboh, hingga bibit tumbuh tapi kerdil.

Sementara serangan pad atanaman dewasa akan menyebabkan akarnya busuk.

6. Busuk daun

Jika melihat ada bercak basah tak beraturan pada daun dan batang, bisa jadi itu karena penyakit busuk daun.

Jika dibiarkan, kondisi ini akan membuat seluruh tanaman menjadi buruk.

Untuk menanggulanginya perlu dilakuakan pengaturan jarak tanam agar kelembapan berkurang dan melakukan penrgiliran jenis sayuran lain untuk memutuskan daur hidupnya.

7. Virus mozaik

Akibat penyakit ini, sayuran bisa menjadi kerdil dan daunnya tampak kering tidak beraturan.

Untuk menanggulanginya perlu digunakan bibit bebas virus.

Baca juga: Agar Daun Tanaman Jadi Kinclong, Bersihkan dengan 4 Bahan Alami Berikut

Pengendalian hama dan penyakit

Secara umum, jika mau menyemprotkan pestisida pada tanaman, sebaiknya gunakan pestisida berbahan aktif berbeda secara selang-seling.

Tujuannya agar hama dan penyakit tidak kebal.

Jika intensitas serangan hama dan penyakit rendah, tidak perlu disemprot dengan pestisida melainkan cukup ditanggulangi dengan manual, seperti mengambil hama dengan pinset.

Pengendalian serangan hama dan penyakit bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti:

  • Memilih pupuk nitrogen bentuk nitrat agar membuat sel tanaman lebih padat sehingga hama dan penyakit sulit menyerang.
  • Cendawan atau jamur besar dapat ditanggulangi dengan mengatur nutrisi, menaikkan nitrat atau menurunkan amonium.
  • Pengendalian lingkungan. Misalnya, membiarkan rumput di bawah rak talang tumbuh sehingga hama dan penyakit tidak menenali tanaman inang berupa tanaman pokok. Cara lainnya adalah dengan membiarkan tanaman berbunga pengundang kupu-kupu atau menanam atraktan yang bisa dijadikan "perangkap" serangga.
  • Menggunakan biopestisida.

Baca juga: Usir Semut dari Tanaman dengan Pestisida Alami Buatan Sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com