Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Orang Lakukan Hal Berbahaya demi Konten?

Kompas.com - 09/04/2021, 22:16 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Istilah "demi konten" rasanya semakin sering kita dengar belakangan ini, termasuk dalam percakapan sehari-hari bersama orang-orang dekat.

Tak jarang, ide untuk membuat konten tersebut juga menerobos nalar dan menempatkan seseorang dalam bahaya.

Belum lama ini, misalnya, dilaporkan seorang pemuda terlihat sedang mencoba memberhentikan truk bersama teman-temannya di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Aksi yang dilakukan "demi konten" video itu membuat pria tersebut akhirnya tewas terlindas truk.

Baca juga: Demi Konten Viral, Pemuda Ini Tewas Terlindas Truk

Ada lagi sekelompok remaja di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang ditangkap polisi gara-gara menakut-nakuti warga dengan menyamar jadi pocong.

Selain meresahkan, kelakuan mereka juga dianggap membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Belakangan diketahui bahwa mereka melakukan hal tersebut demi mengejar angka subscriber di kanal YouTube.

Cerita-cerita semacam ini ada banyak sekali, tak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.

Kita sering kali cuma bisa menggelengkan kepala sambil berpikir, "Buat apa, sih?"

Lalu, apa sebabnya banyak orang melakukan hal berbahaya atau konyol demi konten di media sosial?

Baca juga: Saksi Sebut Anak 14 Tahun yang Meninggal Terlindas Sering Berhentikan Truk demi Konten di Medsos

Demi konten

Menurut psikolog Samanta Elsener, MPsi, setiap orang memiliki dorongan dalam dirinya untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, termasuk salah satunya menjadi viral.

Menjadi viral punya berbagai manfaat, seperti menjadi terkenal, mendapatkan uang, disukai banyak orang, dan lainnya.

Sayangnya, tak semua orang menggunakan cara yang baik untuk mencapai tujuan menjadi viral tersebut.

"Akibatnya, kalau kita tidak bisa membatasi diri terhadap dorongan-dorongan tadi, bukannya jadi kreatif tapi justru neurotik atau membahayakan diri sendiri," kata Samanta kepada Kompas.com.

Ia menambahkan, orang-orang dengan neurotik cenderung tidak menyadari bahwa sikap atau perilakunya membahayakan diri sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com