Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma Gempa Malang? Begini Cara Orangtua Dampingi Anak Saat Bencana

Kompas.com - 11/04/2021, 08:04 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Jangan mudah terpancing emosi, sebaliknya orangtua harus lebih bersabar menghadapi anak. Dr. Baldwin menyebutkan jika sikap ini hanya sementara sehingga akan menghilang seiring waktu.

  • Ajak anak memahami kejadian yang dialami

Kadangkala anak-anak memiliki pola pikir yang ajaib, begitu pula mengenai penyebab bencana. Mungkin saja mereka kira gempa di Malang terjadi karena adanya Godzilla, efek dari tayangan yang dinikmati.

Antisipasi pula pikiran bencana terjadi karena kesalahan yang mereka perbuat. "Anak usia tiga tahun cenderung memiliki pemikiran magis. Setelah topan, mereka mungkin berpikir, 'Saya berteriak pada ibu dan kemudian angin kencang datang', ”kata Dr Baldwin.

Ajak anak memahami kejadian bencana dengan cara sederhana. Jika kebingungan, orangtua bisa mencari video atau buku yang membahas soal terjadinya bencana bagi anak-anak.

  • Kurangi paparan media

Batasi akses anak terhadap media agar tidak terpapar terlalu banyak akan berita bencana. Pasalnya, mereka bisa mengira hal itu terjadi lagi dan memperparah trauma yang dirasakan.

Steven Berkowitz, Ketua Persoalan Bencana dan Trauma di American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, mengatakan ada kecenderungan orang tua dan anak terpaku pada berita buruk itu.

"Tindakan ini tidak baik efeknya untuk anak-anak karena mereka tidak memahami segalanya, dan itu membuat kewalahan." ujarnya seperti dimuat di laman Huffpost.

Matikan televisi dan atur gadget agar tidak menayangkan terlalu banyak konten bencana.

Dengan cara ini, anak akan menyadari jika ada akhir dari kejadian buruk yang dirasakan dan bukannya malah terus terjebak dari perasaan yang sama.

  • Perhatikan diri sendiri

Orangtua tidak dapat membantu anaknya jika dirinya sendiri kelelahan atau stres karena bencana alam. Dr Baldwin menekankan pentingnya orang tua terhindar dari stres dan memperhatikan kondisinya sendiri.

"Perasaan Anda sendiri valid dan penting, bicaralah dengan orang dewasa yang dipercaya, teman atau ahli kesehatan," jelasnya.

Menurutnya, self healing sangat penting dilakukan karena anak tidak bisa membantu kita. Sebaiknya segera cari bantuan orang lain jika sudah merasa kewalahan dan tertekan karena mengalami bencana.

Baca juga: Melihat Trauma Anak Berdasarkan Usia, Pasca-perceraian Orangtua

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com