KOMPAS.com - Berpuasa Ramadhan berarti harus menahan lapar dan haus seharian, yang berarti tenggorokan akan terasa kering. Karena itu kita cenderung memilih minuman yang manis dan menyegarkan saat berbuka puasa.
Salah satu minuman yang biasa dipilih masyarakat Indonesia untuk berbuka adalah es teh karena rasanya yang nikmat.
Namun, es teh sejatinya bukan menu berbuka puasa yang baik untuk kesehatan kita.
Pakar kesehatan tidak menganjurkan es teh atau es teh manis sebagai minuman pertama yang dikonsumsi saat berbuka puasa.
Baca juga: Aneka Minuman Buka Puasa yang Bisa Cegah Dehidrasi
Memang di saat berbuka kita sebaiknya mengonsumsi sesuatu yang manis untuk mengganti energi. Namun makanan dan minuman yang dimaksud memiliki rasa manis alami, seperti kurma atau buah-buahan.
Di sisi lain, rasa manis pada es teh berasal dari pemanis atau gula tambahan.
Sementara untuk es teh yang dikemas dalam kemasan kotak atau botol, kandungan gulanya jauh lebih tinggi dari asupan gula harian yang direkomendasikan.
Hal itu akan menimbulkan gangguan kesehatan selama berpuasa, seperti berat badan yang bertambah, tubuh lelah dan lemas, dan perut kembung karena kelebihan gula yang sulit dicerna tubuh.
Baca juga: Niat Puasa Ramadhan Sambil Diet? Boleh Asal Caranya Tepat
Teh manis hangat lebih baik daripada es teh manis
Para pakar lebih merekomendasikan air putih atau air hangat guna mencegah sakit tenggorokan.
Bahkan, teh manis hangat dianggap jauh lebih baik ketimbang es teh manis karena tenggorokan menjadi lebih nyaman ketika berbuka puasa.
Menurut pakar kesehatan, tidak ada masalah bagi orang sehat yang mengonsumsi teh manis hangat. Sebab, setelah berpuasa, biasanya kadar gula darah menurun secara signifikan.
Teh manis hangat diharapkan dapat mengembalikan keseimbangan kadar gula di dalam darah.
Akan tetapi, penderita diabetes sebaiknya menghindari konsumsi teh manis karena tubuh tidak dapat mengendalikan kadar gula darah dengan normal.
Baca juga: Gaya Hidup Ini Memicu Penyakit Diabetes
Mengurangi konsumsi es teh manis