Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/04/2021, 16:09 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Misalnya, pada hari pertama anak belajar tiga jam berpuasa, hari kedua empat jam, dan terus menambah durasinya di hari-hari berikutnya.

"Naikkan hingga puasa setengah hari, jam 12.00 berhenti. Setelah anak terbiasa, mampu beradaptasi dan menguasai perasaan laparnya, maka dia bisa melakukan puasa penuh," ucap Aryono.

Baca juga: Penuhi Kebutuhan Gizi Saat Anak Berpuasa

3. Menyesuaikan aktivitas anak

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua sebelum mengajak anaknya berpuasa.

Salah satunya adalah kondisi kesehatan anak. Sebab, pendekatan soal puasa terhadap anak dengan penyakit tertentu dengan anak lainnya mungkin akan berbeda.

Penting pula untuk mengenali perilaku makan anak.

Misalnya, beberapa anak merupakan tipe yang mudah lapar. Jadi, ketika anak seusianya yang lain bisa menahan lapar hingga empat jam, mungkin anak yang mudah lapar tersebut sudah mulai mengeluh setelah dua jam tidak mengonsumsi apapun.

Ketika anak mulai berpuasa, orangtua juga perlu memberikan pengertian agar anak bisa mengurangi aktivitas fisiknya, terutama pada anak laki-laki yang pada umumnya lebih aktif.

Jangan sampai aktivitas anak sama seperti aktivitas di luar bulan puasa karena akan mengeluarkan energi yang lebih besar.

Ketika memasuki waktu berbuka, orangtua juga perlu memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi untuk menjaga kesehatan anak selama bulan puasa.

"Setelah buka juga harus dipastikan anak memenuhi cadangan energi yang cukup untuk berpuasa di keesokan harinya," ucap dia.

Disarankan untuk mengonsumsi makanan kaya serat seperti gandum, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan serta protein seperti daging, telur, selai kacang, dan produk susu.

"Terutama protein hewani, apalagi anak pada masa pertumbuhan. Karena protein hewani mengandung asam amino lengkap yang dibutuhkan untuk pembentukkan hormon-hormon pertumbuhan," kata Aryono.

Hindari memberikan anak makanan tinggi gula. Meskipun makanan tinggi gula disukai anak, namun jenis makanan tersebut tidak mengandung gizi yang lengkap atau cukup.

Pada waktu sahur, hindari memberikan anak makanan tinggi garam karena akan membuat mudah haus.

Baca juga: 9 Cara Menjaga Daya Tahan Tubuh saat Puasa

4. Memberikan apresiasi dan contoh yang baik

Orangtua boleh menerapkan sistem penghargaan jika anak menunjukkan perkembangan selama belajar berpuasa, terutama memberikan penghargaan yang bersifat mendidik.

"Setiap kemajuan puasa, misalnya hari pertama tiga jam, lalu empat jam, itu juga bisa diberikan apresiasi," katanya.

Agar anak berhasil menjalankan puasanya, orangtua dan orang-orang dewasa di sekitarnya juga harus memberikan contoh yang baik.

Misalnya, menunjukkan aktivitas-aktivitas apa saja yang sebaiknya dilakukan di bulan puasa.

"Orangtua, baik ayah-ibu maupun anggota keluarga yang lain, harus menjadi panutan anak selama bulan puasa," tambah Aryono.

Baca juga: Kali Kedua Puasa di Tengah Pandemi, Bagaimana dengan Imun Tubuh?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com