Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Merawat Gigi Anak Selama Pandemi, Perhatikan Hal Ini

Kompas.com - 13/04/2021, 21:23 WIB
Reni Susanti,
Wisnubrata

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Menjaga kesehatan anak sangat penting dalam kondisi apapun, tak terkecuali selama pandemi Covid-19.

Bahkan ada tantangan tersendiri merawat gigi selama pandemi. Yakni bagaimana rutin merawat gigi dan mulut tanpa penularan virus baik ke tenaga kesehatan maupun ke pasien.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Willyanti Soewondo mengatakan, praktik kedokteran gigi dan mulut anak di tengah pandemi harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

“Perawatan gigi saat ini pun ditekankan pada pencegahan penyakit gigi dan mulut lebih dini atau preventif dentistry,” ujar Willy saat dihubungi Senin (12/4/2021).

Pencegahan secara dini ini meliputi pemeliharaan kesehatan gigi di rumah, seperti menjaga kebersihan gigi dan mulut anak dengan baik dan mengoptimalkan edukasi kesehatan gigi.

Selain itu perlu adanya diet makanan non kariogenik, yaitu dengan mengurangi makanan bergula dan lengket.

Kemudian memperbanyak makanan berserat, seperti buah-buahan yang banyak mengandung air dan sayur-sayuran.

Kunjungan berkala ke dokter gigi pun perlu dilakukan setiap 3 sampai 6 bulan.

“Untuk anak dengan gigi mulut yang baik biasanya 6 bulan sekali, tapi yang banyak kariesnya dianjurkan interval 3 sampai 6 bulan,” ujar Kepala Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG Unpad ini.

Konseling prenatal juga penting dilakukan. Bahkan kesehatan gigi dan mulut saat kehamilan harus mendapat perhatian khusus karena akan berdampak pada kondisi janin.

Selain itu, ibu juga dapat menjadi role model yang baik bagi anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

“Sebetulnya harusnya dari sebelum hamil, calon ibu itu harus bagus gigi dan mulutnya,” ujarnya.

Baca juga: Penting, Ajari Anak Berkumur demi Kesehatan Gigi dan Mulut

Tantangan perawatan gigi

Willy menjelaskan, di tempat praktik kedokteran gigi, 95 persen prosedur dental mengasilkan bioerosol.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran dalam penyebaran virus. Selain itu, penggunaan instrumen gigi yang terkontaminasi juga berpotensi menularkan virus.

Sesuai adanya panduan PDGI dan AAPD, para dokter gigi dapat melakukan perawatan gigi dan mulut di era pandemi dengan menyesuaikan protokol kesehatan.

Selain preventif dentistry, hal yang lebih ditekankan adalah adanya tindakan perawatan dengan minimal invasif.

Willy menjelaskan, dalam praktik kedokteran gigi di era pandemi, diperlukan adanya proses skrining dan pengendalian infeksi.

“Sebetulnya dari kedokteran gigi anak pengendalian infeksi itu sudah dilaksanakan, tetapi pada era Covid ini pengendalian infeksi ini lebih ditingkatkan,” ujarnya.

Pengendalian infeksi yang dilakukan misalnya dokter gigi dan perawat harus dalam keadaan sehat dan menggunakan APD level 3 sedangkan pasien dipakaikan APD level 1.

Selain itu, perlu menggunakan separator wall pada saat berkonsultasi. Lalu disinfeksi ruang perawatan dan ruang tunggu, dan memperhatikan bahwa ruang praktik merupakan ruang bertekanan negatif atau ruang dengan cukup ventilasi, bisa dilengkapi adanya hepa filter dan sinar UVC untuk disinfeksi.

Dalam meminimalisasi aerosol, di antaranya bisa menggunakan high vacum evacuator atau vaccum aerosol, melengkapi ruang praktik dengan alat hepa filter, atau penjernih udara. Selain itu, perlu diterapkan four handed dentistry.

“Jadi four handed dentistry ini gunanya adalah mempersingkat waktu kerja dokter gigi, mengurangi kelelahan, dan juga mempersingkat kontak dengan aerosol,” jelasnya.

Sementara untuk kondisi yang tidak darurat, Willy mengatakan, perawatan dapat dilakukan melalui teledentistri, yaitu perawatan gigi mulut jarak jauh dengan mengurangi jumlah tatap muka.

Baca juga: Gigi Anak yang Berlubang Tak Segera Ditambal, Apa Risikonya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com