Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/04/2021, 15:16 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Berat badan Kearney berkurang selama melakukan diet keto selama satu bulan, tetapi penurunan berat badan itu tidak sepadan dengan apa yang dirasakannya.

Baca juga: 4 Tips Kurangi Karbohirat Tanpa Diet Keto yang Ketat

"Saya merasa jauh lebih buruk, bahkan setelah turun beberapa kilogram," tambah Kearney.

Ia juga merasa terlalu sulit untuk melakukan diet keto ketika menjalani kehidupan normal dan bersosialisasi.

"Saya benar-benar berpikir fad diet (diet jangka pendek untuk mengurangi kalori) membuat lebih banyak kecemasan dalam diri," kata dia.

"Sekarang saya memastikan bahwa saya membuat pilihan yang baik dan sehat, tidak menyalahkan diri setiap hari jika target saya sedikit bergeser."

Wanita lain bernama Sarah Laurence. Dia mencoba berbagai diet selama 15 tahun dan tidak ada diet yang bisa dijalaninya dalam waktu lama, termasuk diet keto.

Laurence menemukan, diet keto adalah diet tidak berkelanjutan karena terlalu ketat.

Hal ini terutama berlaku bagi orang yang didiagnosis dengan sindrom kelelahan kronis dan fibromyalgia (nyeri pada otot yang menyebar).

Dia tidak menemukan cara untuk sehat secara seimbang dan kesulitan keluar dari diet keto menuju kehidupan yang lebih baik.

"Saya sekarang sudah pulih dengan melacak lebih sedikit, menimbang lebih sedikit, dan mengikuti metode 'tiga camilan tiga piring'," ujar Laurence.

"Saya berfokus untuk lebih sehat dan meningkatkan aktivitas perlahan sejalan dengan pemulihan dari gejala kelelahan kronis."

Kondisi serupa juga dialami Lee Chambers. Pria itu berhenti mengikuti diet keto karena diet tersebut membuatnya lelah.

Baca juga: Diet Nabati Vs Diet Keto, Mana yang Lebih Cepat Turunkan Berat Badan?

"Saya melihat, berada dalam ketosis benar-benar tidak memberi saya energi atau kejelasan untuk tetap aktif, dan melakukan apa yang saya perlukan sebagai pengusaha dan ayah," kata Chambers kepada Insider.

Chambers memang kehilangan berat badan sekitar 2,7 kilogram selama sebulan, namun setengah dari berat tersebut kembali ketika dia memasukkan karbohidrat ke dalam menu makanannya.

"Saya menemukan bahwa menetapkan suatu sistem menjadi kontraproduktif karena saya akhirnya memikirkannya tanpa henti," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com