Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, 7 Jenis Hama Tanaman Cabai dan Gejalanya

Kompas.com - 16/04/2021, 21:03 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Hama ini membentuk jaring-jaring halus sehingga menyulitkan pengendalian secara kimia.

Karena bukan termasuk kelas Insekta, maka tungau tidak bisa dikendalikan dengan insektisida.

Hama ini termasuk kelas Arachnida dan dapat dikendalikan dengan akarisida.

Di Indonesia, tungau menyerang beberapa tanaman seperti cabai, tomat, karet, kapas, jeruk, kentang, wijen, dan teh.

Tungau menyerang daun-daun muda. Gejalanya adalah meninggalkan warna cokelat mengkilap pada permukaan bawah daun.

Kemudian, daun juga menjadi kaku dan melengkung ke bawah dan pertumbuhan pucuk tanaman terhambat.

Gejala ini tampak dalam waktu yang relatif sangaat cepat, yakni delapan hingga 10 hari setelah infeksi dengan beberapa ekor tungau.

Selanjutnya, empat hingga lima hari kemudian pucuk-pucuk tanaman akan tampak seperti terbakar dan berguguran.

Selain menggunakan akarisida, pengendalian tungau juga bisa dilakukan dengan mengumpulkan semua bagian yang terserang (utamanya daun) kemudian memasukannya ke dalam kantong plastik untuk dibakar atau dimusnahkan.

Baca juga: Tips Mengusir Hama pada Tanaman Hias ala Titi Kamal

4. Kutu kebul
Dari beberapa spesies kutu kebul, Bemisia tabaci merupakan salah satu spesies yang banyak merugikan karena dapat menjadi vektor Begomovirus.

Ada tiga bentuk kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh B. tabaci, yakni:

  • Kerusakan langsung yang disebabkan oleh bekas tusukan stiletnya. Akibatnya, tanaman menjadi lemah dan layu sehingga pertumbuhannya terhambat dan hasil menurun.
  • Kerusakan tidak langsung yang disebabkan oleh akumulasi embun madu kutu kebul. Embun madu merupakan substrat untuk pertumbuhan cendawan embun jelaga pada daun dan buah. Embun jelaga mengakibatkan penurunan efisiensi fotosintesis dan menurunkan mutu buah.
  • Kerusakan karena kemampuannya sebagai vektor virus tanaman.

Gejala serangan kutu kebul antara lain berupa bercak nekrotik pada daun akibat rusaknya sel-sel dan jaringan daun.

Ekskresi kutu kebul menghasilkan embun madu yang merupakan media yang baik sebagai tempat tumbuh embun jelaga yang berwarna hitam.

Jika kutu kebul membawa begomovirus, gejala yang muncul adalah penyakit keriting kuning yang dapat menurunkan hasil panen 20 persen hingga 100 persen.

Pengendalian kutu kebul dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Melakukan pergiliran tanamman yang bukan tanaman inang kutu kebul. Tanaman inang kutu kebul di antaranya tomat, kentang, mentimun, semangka, melon, terung, kubis, buncis, selada, gerbera, ubi jalar, singkong, kedelai, tembakau, dan lada.
  • Mengendalikan gulma yang menjadi inang begomovirus. Tanam tanaman Tagetes di sekitar pertanaman untuk mengurangi serangan hama ini.
  • Kumpulkan dan bakar sisa tanaman yang terserang kutu kebul.
  • Kendalikan hama sesegera mungkin dengan menyemprotkan larutan Teflubenzuron 50 EC, Permetrin 25 EC, Imidakloprid 200 SL, dan Metidation di bagian bawah daun.

Baca juga: 7 Cara Lindungi Tanaman dari Hama Agas Jamur

5. Lalat buah

Selain menyerang cabai, hama ini juga menyerang sekitar 20 macam buah-buahan seperti jeruk, pisang, belimbing, apel, dan mangga.

Gejala serangan lalat buah pada tanaman cabai ditandai dengan adanya titik hitam pada pangkal buah.

Jika dibelah, di dalam buah dapat ditemukan belatung (larva) lalat buah.

Lalat buah betina dewasa meletakkan telur di dalam buah dengan cara menusukkan ovipositornya pada pangkal buah muda yang masih hijau.

Selanjutnya, larva akan hidup di dalam buah cabai sehingga menjadi busuk dan gugur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com