Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Wanita

Kompas.com - 18/04/2021, 09:15 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Cancer.org

KOMPAS.com - Aktris Helen McCrory meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit kanker yang dideritanya. Faktanya, memang ada beberapa jenis kanker yang lebih berisiko menyerang wanita dibandingkan pria.

Penyakit kanker menjadi salah satu momok yang paling menakutkan bagi banyak orang. Bahkan penyakit ini disebut sebagai pembunuh kedua di dunia, hanyak kalah dibandingkan penyakit jantung.

Penelitian tahun 2017 menyebutkan sepertiga kematian akibat kanker berhubungan dengan lima kebiasaan gaya hidup dan pola makan.

Kelima faktor risiko kanker tersebut yaitu obesitas, diet rendah sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, penggunaan tembakau, dan penggunaan alkohol.

Hal ini pula yang membuat kanker lebih mematikan bagi pria dibandingkan wanita. Gaya hidup tersebut, menurut Cancer Treatment Center of America, lebih lazim dilakukan oleh kaum adam. 

Baca juga: Profil Helen McCrory, Aktris Legendaris Inggris yang Meninggal karena Kanker

Meski demikian, American Cancer Society menilai ada beberapa jenis kanker yang lebih berisiko diderita oleh wanita yaitu:

  • Kanker payudara

Jenis kanker ini paling sering dialami oleh wanita dengan berbagai latar belakang. Namun ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risikonya misalnya riwayat keluarga dan mutasi genetik.

Karena itu sangat penting untuk melakukan deteksi dini agar lebih mudah diobati. Caranya dengan rutin memantau bentuk, ukuran dan kondisi payudara secara mandiri.

Selain itu, tes skrining rutin sangat disarankan untuk wanita dengan usia lanjut. The American Cancer Society merekomendasikan rontgen payudara dilakukan oleh wanita yang sudah berusia 40 tahun sebagai pencegahan.

Baca juga: Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara

Kanker yang juga dikenal dengan nama kanker kolorektal adalah kanker yang dimulai di usus besar atau rektum.

Sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risikonya seperti kegemukan, minim aktivitas fisik, pola diet yang salah dan konsumsi alkohol yang tinggi. Riwayat keluarga juga bisa menjadi faktor yang berpengaruh.

Pemeriksaan dini juga menjadi cara ampuh untuk pengobatan yang lebih efektif. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan tes feses maupun visual dari usus besar dan rektum.

American Cancer Society menyarankan untuk rutin melakukan tes kanker ini sejak usia 45 tahun baik bagi pria maupun wanita.

Ilustrasi kanker payudaraShutterstock Ilustrasi kanker payudara

  • Kanker endometrium

Ria Irawan merupakan salah satu wanita yang pernah mengidap penyakit ini. Risiko penyakit yang menyerang lapisan dalam rahim ini meningkat seiring pertambahan usia wanita.

Kemunculan penyakit ini sangat erat dengan kadar hormon wanita. Karena itu konsumsi obat atau suplemen yang dapat mengganggu keseimbangannya bisa meningkatkan potensinya.

Selain itu, wanita dengan periode menstruasi yang lebih awal, menopause terlambat, riwayat ketidaksuburan, atau tidak memiliki anak juga bersiko menderita penyakit ini.

Baca juga: Cerita Feby Febiola Lawan Penyakit Kanker Ovarium Stadium 1C

  • Kanker paru-paru

Kebanyakan perokok bukanlah wanita namun ironisnya penyakit ini banyak menyerang kaum hawa. Alasannya karena mereka selama ini menjadi perokok pasif yang terpapar asap dan partikel kimia dari orang sekitarnya.

Wanita dengan riwayat merokok juga berpotensi mengidap penyakit ini meski sudah berhenti dalam waktu lama.

Sebagai pencegahan, American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan rutin bagi orang dengan risiko tinggi terpapar rokok.

Kanker ini disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), virus yang erat kaitanya dengan Infeksi Menular Seksual (IMS). Hal ini bisa didapatkan dari kontak kulit ke kulit yang intim seperti ativitas seksual vaginal, anal, atau oral.

Selain itu, kebiasaan merokok, sistem kekebalan yang lemah, infeksi klamidia, kelebihan berat badan, terpapar atau menggunakan perawatan hormon tertentu juga dapat meningkatkan risikonya.

Baca juga: Hati-hati, Virus HPV Juga Sebabkan Kanker Tenggorokan

Pemberian vaksin HPV sangat disarankan untuk memcegah penyakit ini. Penting juga untuk selalu menggunakan pelindung kondom saat berhubungan seksual.

Metode pap smear bisa dilakukan sebagai upaya deteksi dini. Tes ini bisa dilakukan pada wanita yang aktif secara seksual untuk mengetahui kondisi kesehatan leher rahim.

  • Kanker kulit

Kanker kulit lebih berisiko terjadi pada orang dengan kulit cerah. American Cancer Society menyebutkan sebagian besar kanker kulit sel basal dan sel skuamosa disebabkan oleh paparan kulit yang berulang dan tidak terlindungi terhadap sinar ultraviolet (UV).

Sementara itu, kenker kulit melanoma lebih jarang terjadi namun lebih berbahaya karena lebih cepat tumbuh dan menyebar.

Untuk mencegah penyakit ini, kita disarankan untuk rutin mengenakan tabir surya sebagai perlindungan kulit. Bisa juga mengenakan topi, kemeja lengan panjang dan pakaian tertutup untuk membatasi paparan sinar matahari.

Tahi lalat dan bintik-bintik yang muncul tiba-tiba di sekujur tubuh juga bisa menjadi salah satu gejala kanker kulit. Untuk memastikannya, segera konsultasikan pada dokter.

Baca juga: Jangan Anggap Enteng, Pemilik Kulit Gelap Juga Berisiko Kanker Kulit

  • Kanker ovarium

Wanita yang tidak memiliki anak atau bereproduksi pada usia lanjut memiliki risiko lebih tinggi pada penyakit ini. Penyakit ini disebabkan ketidakseimbangan hormon yang terjadi karena berbagai faktor.

Sulit bagi sebagian besar orang untuk mendeteksi penyakit ini. Namun ada sejumlah gejalanya yang harus diwaspadai.

Beberapa diantaranya seperti perut bengkak dengan penurunan berat badan, masalah pencernaan, nyeri perut dan panggul serta merasa ingin buang air kecil sepanjang waktu.

Baca juga: Tanda dan Gejala Kanker Serviks
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Cancer.org
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com