Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengubah Persepsi tentang Ayah di dalam Rumah Tangga

Kompas.com - 21/04/2021, 02:30 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stigma mengenai ayah yang "bertugas" mencari nafkah, dan ibu yang mengurus anak di rumah sudah ada sejak lama.

Juga, dalam hal kedekatan dengan orangtua, anak cenderung lebih dekat dengan ibu ketimbang ayahnya.

Padahal, di era modern seperti sekarang, ayah juga mengambil tanggung jawab yang besar dalam mengasuh anak.

"Zaman berubah, tapi posisi ayah pada umumnya salah kaprah, karena ayah selalu dihubungkan dengan masa lalu."

Begitu pandangan Prof Irwanto, PhD, psikolog dalam talkshow bertajuk "Ayah Hebat di Balik Ibu Tangguh" yang diadakan virtual pada Selasa (20/4/2021) malam.

Baca juga: Mengurai Tantangan bagi Ibu dan Ayah Selama Masa Pandemi

Menurut Irwanto, ayah sering kali diposisikan sebagai sosok yang "jaim", harus ditakuti, dan tidak gampang didekati oleh anak.

"Ayah ini juga selalu dianggap harus menjaga jarak dengan anak dan jaga gengsi, karena kalau tidak anaknya bakal kurang ajar."

"Sosok ayah ini dicitrakan dengan cara-cara yang merugikan, dan seorang ayah tidak sadar akan hal itu, sehingga ia tidak bisa menikmati posisinya sebagai ayah," kata dia.

Persepsi tentang ayah harus diubah

Di dalam rumah tangga, Irwanto mengatakan perlunya setiap anggota keluarga untuk menyadari dua hal.

"Pertama, ayah itu juga manusia biasa. Dia punya kelemahan, bisa menangis, sedih, atau merasa frustasi," ungkap Irwanto.

"Dan yang kedua, ayah harus berjuang hingga jatuh bangun untuk mendapatkan sesuatu."

Irwanto mengingatkan masyarakat untuk mengubah sudut pandang mengenai figur seorang ayah.

Baca juga: Pesan Dude Harlino bagi Para Ayah dalam Mengasuh Anak

Ayah merupakan "tokoh utama" untuk memecahkan gender barrier dalam mengurus rumah tangga, yang selama ini hanya dipegang oleh ibu.

Karena itulah, proses pengambilan keputusan dalam rumah tangga dan mendidik anak, menjadi tanggung jawab baik ayah maupun ibu.

"Jika segala sesuatu dan aturan ditentukan oleh ayah, maka itu adalah keluarga ayah, bukan keluarga yang menyeluruh, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak."

"Ayah justru harus bisa mendidik baik anak laki-laki maupun perempuan."

"Jika ayah hanya disuruh untuk mengurus anak laki-laki saja, maka keluarga itu tidak akan sehat," ujar Irwanto.

Kunci dalam membangun keluarga yang sehat, lanjut dia, sebaiknya dilakukan sejak sebelum menikah.

Baca juga: Manfaat Ayah Sering Bacakan Cerita untuk Anak

"Kalau perlu kesepakatan harus dibahas sejak masa pacaran. Itu adalah kesempatan untuk membangun mimpi bersama," cetus dia.

"Harus ada perencanaan, karena hidup itu akan dikelola berdua. Jika memang tidak sempat melalui masa pacaran, belum terlambat untuk bernegosiasi saat baru menikah."

"Hal terpenting yang perlu disepakati, bagaimana cara mengasuh anak dan membangun keluarga secara umum. Itu saja," sebut Irwanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com