Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbukti, Pola Asuh Kasar Perkecil Struktur Otak Anak

Kompas.com - 21/04/2021, 04:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pola asuh yang diterapkan orangtua akan memengaruhi perkembangan anak di masa depan.

Apabila anak sering dibentak dan dipukul, maka anak itu akan memiliki struktur otak yang lebih kecil ketimbang teman sebayanya yang tidak mendapat perlakuan serupa. 

Studi terbaru yang dimuat ke dalam jurnal Development and Psychology menunjukkan fakta tersebut.

Dalam studi itu, para peneliti memeriksa otak 94 anak berusia 12-16 tahun yang mengalami pola asuh yang kasar di saat mereka masih berusia sekitar 2,5-9 tahun.

Setiap anak dikelompokkan berdasarkan seberapa sering mereka mendapat perlakuan kasar seperti dibentak atau dipukul.

Anak yang sering mengalami pola asuh yang kasar dari orangtua mereka memiliki lebih sedikit materi abu-abu di area korteks prefrontal dan amigdala.

Baca juga: Macam-Macam Vitamin yang Dibutuhkan untuk Perkembangan Otak Anak

Kedua area otak tersebut berhubungan dengan kesehatan emosional dan mental.

"Implikasinya melampaui perubahan di otak," kata ketua peneliti Sabrina Suffren.

"Saya pikir orangtua dan masyarakat harus memahami seringnya menggunakan praktik pengasuhan yang kasar dapat membahayakan perkembangan anak."

"Kita berbicara tentang perkembangan sosial dan emosional, serta perkembangan otak mereka."

Studi baru tersebut mengacu pada studi tahun 2019 yang menunjukkan, anak yang mengalami pola asuh kasar mengalami penurunan fungsi otak.

Menurut Suffren, kendati studi yang dilakukan Suffren tergolong kecil, namun temuan ini tergolong signifikan dan baru.

"Ini pertama kalinya praktik pengasuhan anak yang kasar dikaitkan dengan penurunan ukuran struktur otak."

"Ini mirip seperti apa yang kita lihat pada korban tindakan pelecehan berat," tutur dia.

Namun dia menekankan, orangtua yang membentak atau berteriak sesekali kepada anak bukan merupakan "tersangka" yang menyebabkan otak anak menjadi rusak.

Baca juga: Bukan Sekedar Bercerita, Ini 5 Manfaat Dongeng untuk Otak Anak

"Ingatlah anak-anak ini terus-menerus menjadi sasaran praktik pengasuhan yang kasar antara usia 2-9 tahun," kata dia.

"Itu artinya, perbedaan dalam otak mereka terkait dengan paparan berulang terhadap praktik pengasuhan anak yang kasar selama masa kanak-kanak," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com