Metode parenting harus disesuaikan dengan karakter anak. Karakter ini menentukan respons mereka terhadap hukuman yang kita berikan.
Bagi sebagai anak yang sulit diajak berkomunikasi secara halus, spanking bisa menjadi pendisiplinan yang efektif.
Namun bagi anak dengan karakter yang lebih sensitif, bisa saja memukul bokong memberikan trauma tersendiri.
Karena itu, kenali karakter buah hati kita untuk bisa menentukan apakah spanking tepat dilakukan.
Baca juga: 3 Cara Mendidik Anak Jadi Orang yang Jujur
Spanking memiliki faktor kejut pada anak sehingga tak lagi mengulangi perilaku buruknya.
Dalam beberapa kasus, cara ini sukses menanamkan nilai yang kita ingin sampaikan pada anak.
Namun, kadangkala memukul malah memberikan kejutan yang buruk pada anak. Misalnya saja mereka merasa shock karena orangtua melakukan kekerasan terhadap dirinya.
Cek lebih jauh kejutan seperti apa yang dirasakan anak untuk menakar efektivitas spanking.
Memukul bokong anak masih banyak dilakukan oleh orangtua modern. Namun para ahli di dunia kesehatan dan parenting sudah menolak praktik ini sejak lama.
Bukan hanya itu, banyak yang mengecam dan mengancam kriminalisasi untuk tindakan ini karena dinilai sebagai kekerasan.
American Academy of Pediatrics (AAP) menolak praktik memukul anak dengan alasan apa pun.
Para ahli sepakat bahwa riset menujukkan memukul lebih banyak mendatangkan kerugian daripada kebaikan.
Memukul bahkan meski dilakukan secara ringan di bokong dianggap bisa mengajarkan kekerasan.
Dalam masa perkembangannya, anak akan meniru perbuatan kita untuk mendapatkan keinginannya.
Baca juga: 6 Strategi Mendidik Anak tentang Uang
Mereka akan mengira memukul dapat membantu menyampaikan hal penting dibandingkan berkomunikasi secara langsung.