Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2021, 13:56 WIB
Wisnubrata

Editor

Mungkin mereka yang bukan astronom atau tidak tertarik pada pergerakan benda langit merasa tidak terlalu membutuhkannya. Tapi tentu tak seorangpun keberatan bahwa ada sistem akurat yang melengkapi kompleksitas jam ini sebagai penunjuk waktu.

Di bawahnya, sebelah kiri, kita bisa melihat siklus Draconic, yang sedikit lebih rumit daripada siklus Sinodik. Siklus ini didasari orbit Bulan di sekitar Bumi yang miring terhadap bidang ekliptika.

Kemiringannya tidak banyak, sekitar 5,14 derajat - tetapi penting bagi para astronom. Pasalnya ada dua titik di mana orbit Bulan dan bidang ekliptika berpotongan, yakni Simpul Utara dan Selatan, yang dalam mitologi dikenal sebagai Kepala dan Ekor Naga (caput et cauda draconis).

Di titik inilah gerhana dapat terjadi, jika Bulan, Bumi dan Matahari, berada dalam satu garis dan Bulan menutupi Matahari dari pandangan.

Pada siklus Draconic jam ini, Matahari ditampilkan di pusat, sedangkan Bulan mengorbit di sekitarnya dengan derajat kemiringan di atas atau di bawah bidang ekliptika. Kedua Node atau simpul ditunjukkan oleh simbol kuno tradisional ? dan ?.

Satu bulan Draconic lamanya adalah 27 hari, 5 jam, 5 menit, dan 35,8 detik.

Orbit Bulan terhadap Bumi, ada titik terdekat dan terjauhwikipedia Orbit Bulan terhadap Bumi, ada titik terdekat dan terjauh
Kemudian fase bulan ke-tiga, di kanan bawah, menunjukkan siklus Anomalistik. Seperti diketahui, orbit Bulan tidak berbentuk lingkaran sempurna tetapi elips.

Artinya, Bulan memiliki titik terjauh dari Bumi atau apogee, dan titik terdekatnya, perigee. Titik apogee berjarak 405.393 kilometer dari Bumi di mana Bulan tampak lebih besar, dan di perigee, 363.229 kilometer.

Siklus Anomalistik adalah lamanya waktu yang dibutuhkan Bulan untuk menempuh orbit elips itu, yakni selama 27 hari, 13 jam, 18 menit, dan 33,2 detik.

Menariknya, dengan menggabungkan tiga tampilan fase bulan ini (siklus sinodik, siklus drakonik, dan siklus anomalistik), Hybris Mechanica Quadriptyque dapat memprediksi peristiwa astronomi seperti supermoon dan gerhana.

Jaeger-LeCoultre sendiri telah mematenkan indikator untuk siklus bulan drakonik dan anomalistik tersebut, sehingga menjadikannya satu-satunya jam tangan yang pernah menyertakan perpaduan komplikasi astronomi ini.

Wajah ke-empat Jaeger-LeCoultre Reverso Hybris Mechanica Calibre 185 Quadriptyquejaeger-LeCoutre Wajah ke-empat Jaeger-LeCoultre Reverso Hybris Mechanica Calibre 185 Quadriptyque
Selanjutnya, muka ke-empat dari arloji ini adalah merupakan bagian belakang jam. Di sini hanya ada satu komplikasi, yaitu tampilan fase bulan emas yang terlihat dari belahan Bumi selatan.

Meski demikian, bagian penutup belakang ini dihiasi dengan posisi bintang di belahan Bumi selatan yang dibuat dengan pernis biru dan ukiran tangan, yang menghadirkan tontonan visual mempesona.

Dengan segala kerumitan di atas, hal yang patut dikagumi adalah mesinnya. Secara mekanis, jantung jam tangan ini berada pada penggerak Perpetual Calendar yang mendorong komplikasi astronomi lainnya.

Setiap hari pada tengah malam, siklus bulan diperbarui melalui pin yang membentang dari casing utama ke pendorong di dudukan. Itulah rahasia mengapa empat tampilan layar pada arloji ini bisa berfungsi akurat.

Jaeger-LeCoultre menggunakan mesin kaliber 185 buatan sendiri yang dihias 97 permata dan komponen yang tak terhitung banyaknya. Mesin ini memberikan cadangan daya 50 jam dengan kecepatan 28.800 bph.

Jam tangan semacam ini jelas tidak akan terlalu sering muncul karena tidak semua brand bisa membuatnya. Namun, bagi Jaeger-LeCoultre, pembuatan jam yang rumit adalah bagian dari sejarahnya.

Dan karena kerumitannya, Jaeger-LeCoultre Reverso Hybris Mechanica Calibre 185 Quadriptyque diproduksi terbatas hanya 10 buah dan dijual seharga 1,35 juta Euro atau sekitar sekitar Rp 24 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com