Oleh: Dra Paula Tjatoerwidya Anggarina, MM
SIAPAKAH yang tidak mengenal sosok RA Kartini, yang hari kelahirannya setiap tanggal 21 April diperingati oleh masyarakat Indonesia?
Diangkatnya RA Kartini sebagai pahlawan Nasional tidak lepas dari perjuangannya dalam menegakkan emansipasi yang disuarakan melalui surat kepada para sahabatnya di Eropa.
Kartini mengemas dan merangkai tulisan dalam suratnya untuk menyuarakan segala hal yang dia rasakan, tidak hanya menyangkut dirinya, melainkan juga kondisi sosial budaya masyarakat.
Kartini berusaha mengangkat derajat kaum perempuan yang belum mendapatkan pendidikan, tradisi pingitan bagi perempuan, poligami dan adat-adat pribumi yang dianggap merugikan posisi perempuan.
Kumpulan surat yang dikirimkan Kartini untuk melancarkan kritik, menjadi rekaman pemikiran dan gagasan yang dianggap luar biasa.
Menyuarakan pemikiran, pandangan, tanggapan dan lainnya sebagai ungkapan hati melalui surat, sudah menjadi tradisi sejak dulu.
Seorang Kartini mengungkapkan isi hatinya melalui surat, yang kemudian dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang."
Bagaimanakah dengan media komunikasi jaman sekarang, apakah tradisi berkirim surat tetap masih ada?
Berkirim surat jaman sekarang, dapat terkirim dan terbalas dengan sangat cepat, hanya dalam hitungan detik.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.