Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Etika dan Komunikasi ala Kartini di Era Digital

Kompas.com - 21/04/2021, 16:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Wisnubrata

Jenis media komunikasi dengan sentuhan teknologi modern ini dikenal dengan sebutan electronic mail (email) atau surat elektronik (surel) dalam Bahasa Indonesia.

Ray Tomlinson-lah sebagai orang pertama yang mengirim email di tahun 1971. Tetapi email mulai mendunia serta banyak digunakan pada tahun 1990-an, setelah internet mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia dengan menggunakan jaringan telepon (Kompas.com, 2020).

Selain berkomunikasi melalui email, terdapat media komunikasi lain yang sangat populer dan fenomenal.

Komunikasi model baru ini dikenal dengan istilah media sosial, yang sejarahnya bermula pada akhir abad ke-19 (Kompas.com, 2019). Secara karakteristik, media ini sangat berbeda dengan media lama.

Pada media lama, interaktivitas tidak terjalin dan gap diantara pengirim dan penerima pesan sangat terlihat.

Sebaliknya, media baru membawa potensi hubungan yang interaktif diantara pengguna serta membangun hubungan yang setara antara pengirim dan penerima pesan.

Masyarakat dapat segera memberikan opini dan reaksi sesaat setelah kejadian berlangsung, terlepas itu opini positif maupun negatif, serta berita dan informasi yang begitu cepat menyebar dan sangat mudah didapat.

Dengan kepopuleran media sosial sebagai media komunikasi, pengguna media sosial khususnya masyarakat Indonesia, dibuat terkejut dengan adanya pemberitaan yang mengatakan bahwa Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara.

Survei ini mencakup responden remaja dan dewasa, menghasilkan tingkat paling tinggi adalah hoaks dan penipuan, disusul ujaran kebencian, dan yang terakhir diskriminasi.

Riset yang dirilis oleh Microsoft menunjukkan bahwa tingkat kesopanan netizen Indonesia memburuk (Kompas.com, 2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke