Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Etika dan Komunikasi ala Kartini di Era Digital

Kompas.com - 21/04/2021, 16:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Wisnubrata

Kemajuan teknologi komunikasi di era digital, memberi dampak luar biasa dalam kehidupan masyarakat, terlebih lagi di saat pandemi Covid-19 melanda.

Akan tetapi, keberadaan media sosial sebagai media komunikasi, perlu juga diwaspadai. Seperti tertulis di Kompas.id pada peringatan Hari Media Sosial Nasional, 10 Juni 2020, bahwa media sosial punya sisi paradoks memberi manfaat positif sekaligus berdampak negatif.

Pada saat pandemi Covid-19, hoaks bertebaran di media sosial. Namun di kanal ini pula, publik menemukan banyak hal menarik dan inspiratif.

Perkembangan proses berkomunikasi di media sosial, belakangan mengarah pada proses komunikasi yang menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat dan merugikan pihak tertentu.

Tren yang berkembang terlihat dengan begitu mudah orang menumpahkan amarah tanpa memikirkan perasaan orang lain, caci maki atau cyber bullying, saling menghujat, saling mencela, penyumbang pecahnya konflik, memojokkan dan menghakimi orang lain.

Tidak terbatas pada masalah politik dan sosial, juga masalah agama, SARA, bahkan masalah pribadi sekalipun turut meramaikan ruang di media sosial.

Tampak jelas, telah terjadi krisis etika dalam berkomunikasi melalui media sosial. Seluruh pihak pasti sepakat bahwa proses berkomunikasi pada level manapun tak mungkin berjalan tanpa etika.

Tanpa dilandasi etika, praktik bermedia akan mengarah pada kekacauan dan akhirnya masyarakat yang akan menanggung kerugian paling besar.

Media yang seharusnya membantu masyarakat memahami persoalan sosial politik secara jernih dan obyektif, justru jadi ajang persitegangan dan perseteruan tak berujung (Sudibyo, 2016).

Seperti dikatakan Baihaki (2016) bahwa bangsa Indonesia saat ini berada dalam kelimpahruahan informasi, tetapi kualitas literasinya atau melek media, terutama media sosial masih rendah.

Media sosial sebaiknya dapat menjadi wadah proses dialog yang sehat dalam berkomunikasi agar terwujud harmonisasi, memberikan ruang untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah komunitas sekaligus menjadi platform diseminasi gagasan secara rasional dan menyejukkan.

Contohlah seorang Kartini yang mampu menuangkan tulisan dengan penggunaan bahasa yang santun dan beretika untuk memberi pengaruh besar dan positif bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Patutlah kita menirunya, terutama saat menuangkan tulisan untuk berkomunikasi di media sosial.

Pada prinsipnya, praktik berkomunikasi di ruang publik dibutuhkan kemampuan pengendalian diri, kedewasaan dalam bersikap, serta tanggung jawab atas setiap ucapan yang hendak atau sedang disampaikan karena rekam jejak para pengguna media sosial, baik itu positif atau negatif tidak akan pernah hilang.

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, tularkan seluas-luasnya komunikasi yang sehat agar menjadikan masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang sopan.

Jokowi berpesan dalam acara dialog Presiden bersama Konten Creator XYZ 2018 di Istana Bogor, "Media yang kita pakai, isilah dengan optimisme. Jangan isi yang hoaks, fitnah, atau saling mencemooh. Itu harus ditinggalkan untuk melompat ke arah yang lebih baik."

Dra Paula Tjatoerwidya Anggarina, MM
Kepala Humas Untar dan Dosen FEB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com