Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2021, 14:36 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa jam tangan keluaran merek ternama mungkin tidak seakurat jam digital, tidak sekuat jam plastik yang tahan banting, bahkan tidak bisa dipakai menyelam terlalu dalam. Tapi mengapa harganya bisa jauh lebih tinggi?

Salah satu sebabnya adalah karena jam mekanis dibuat atau dirangkai dengan tangan dan menggunakan penggerak mekanik yang rumit, bukan baterai.

Jam tangan model ini mengisi ceruk bagi mereka yang mencari sebuah mahakarya di dunia horologi, mereka yang menganggap keahlian manusia sebagai pencapaian tinggi. 

Ini seperti lukisan yang dibuat seorang maestro, bukan gambar hasil cetakan mesin. Semua bagiannya merupakan hasil sentuhan manusia.

Seluruh komponen pada jam tangan mekanis, seperti mainspring, escapement, dan resonator, bekerja melalui energi kinetik yang ada di dalam barrel agar jam dapat berfungsi.

Sederhananya, jam tangan mekanis ini memiliki cara kerja seperti kita mendorong mobil mainan ke belakang supaya mobil itu bisa melaju dengan kencang setelah kita melepaskannya.

Baca juga: Jam Tangan Termahal di Dunia, Terjual Seharga Rp 434 Miliar

Ada dua tipe jam tangan mekanis, yaitu manual dan otomatis. Untuk jenis manual, kita harus memutar crown atau kenop di sisi samping jam agar jarum jam bergerak.

Sedangkan, jenis otomatis akan bergerak secara otomatis karena dilengkapi mesin yang bisa menyimpan tenaga saat pemakainya menggerakkan pergelangan tangan.

Ketimbang jam tangan kuarsa (quartz watch) yang dijual dengan harga lebih murah, jam tangan mekanis memang cenderung membuat kantong "menjerit" karena kerumitan pembuatannya.

Orang yang membeli jam mekanis biasanya tidak memandangnya sebagai penunjuk waktu, tapi lebih sebagai karya seni.

Selain itu, masa pakai jam tangan mekanis umumnya lebih panjang dibanding jam kuarsa. Belum lagi soal baterai, yang mana baterai jam tangan kuarsa umumnya harus diganti sekali setiap 2-3 tahun.

Karena ketahanannya itulah, jam tangan mekanis bisa dipertimbangkan sebagai investasi jangka panjang.

Tapi sebelum memutuskan untuk bergaya dengan jam tangan mekanis, kenali dulu apa saja kelebihan dan kekurangan dari jam tangan ini ya.

1. Akurasi

Berbicara soal akurasi waktu, jam tangan mekanis tidak seakurat jam tangan kuarsa yang ditenagai baterai atau smartwatch.

Sebagian besar pabrikan yang memproduksi jam tangan mekanis menyebut jika jam tangan tersebut akan mengalami pergeseran waktu sekitar 10 detik lebih cepat atau lebih lambat setiap harinya.

Apabila kita mementingkan keakuratan waktu, maka jam tangan mekanis ini bukan pilihan yang cocok bagi kita.

Baca juga: Apa yang Membuat Jam Tangan Zenith Chronomaster Sport Istimewa?

2. Fungsi

Daya tarik jam tangan mekanis bukan dilihat dari fitur atau fungsi yang terdapat pada jam, melainkan kompleksitas atau kerumitan dari jam itu sendiri.

Biasanya, jam tangan mekanis memiliki kerumitan seperti kronograf, fitur zona waktu GMT/detik, tourbillon, perpetual calendar, hingga lonceng yang semua digerakkan mesin.

Semua hal ini membuat jam tangan mekanis menjadi lebih mahal, jika dibandingkan dengan jam tangan kuarsa.

Baca juga: Jam Tangan Super Kompleks dengan Empat Wajah dari Jaeger-LeCoultre

Hublot Big Bang Integral Tourbillon Full SapphireHublot Hublot Big Bang Integral Tourbillon Full Sapphire
3. Biaya perawatan

Kita bisa memeroleh jam tangan mekanis di bawah 500 pound atau sekitar Rp 10 juta, meskipun kebanyakan diberi harga ribuan hingga puluhan ribu pound.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com