Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/04/2021, 12:40 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Self care atau perawatan diri adalah salah satu bentuk cinta kita terhadap diri kita. Dengan merawat diri, kita akan meraih manfaat positif, seperti terbebas dari stres, lebih percaya diri, dan tentunya tidak mudah terpengaruh pendapat negatif orang.

Namun istilah self care sering kali diartikan sebagai memanjakan diri dan egois. Entah itu pergi ke spa, bermalas-malasan, atau berbelanja barang mewah. Padahal bukan itu artinya self care.

"Kita sering melihat pesan perawatan diri dalam iklan ditujukan pada wanita, umumnya sebagai promosi penjualan untuk sesuatu yang tidak kita butuhkan."

Demikian penuturan Sandra Darling, DO, MPH, ahli kesehatan dan pengobatan pencegahan.

"Kita diberi tahu, 'Anda pantas mendapatkannya', jadi masuk akal jika kita mengaitkan praktik perawatan diri dengan memanjakan dan membelanjakan uang."

Baca juga: Berpikir Positif di Tengah Pandemi, Dokter: Dimulai dengan Self Care

Tidak perlu merasa bersalah

Darling menekankan, self care hanyalah nama lain untuk merawat diri sendiri yang penting untuk kesehatan dan kesejahteraan.

"Lebih spesifik lagi, perawatan diri berarti mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan Anda, sesuatu yang sulit dilakukan sebagian besar wanita."

Di saat pandemi, wanita cenderung menjadi pengasuh bagi anak, pasangan, orangtua, teman atau hewan peliharaan.

Oleh karena itu, jika seorang wanita yang tadinya mengurus banyak orang tiba-tiba beralih melakukan self care, wanita tersebut akan dianggap egois.

Namun, Darling mengatakan saat ini waktu yang tepat bagi wanita untuk memandang self care secara berbeda.

Baca juga: Apa Itu Self Love? 6 Cara Mencintai Diri Sendiri Menurut Psikolog

"Jika Anda tidak merawat diri dengan baik, tubuh akan memberi tahu Anda dengan cara yang negatif. Self care berarti Anda meluangkan waktu untuk merawat diri sendiri," katanya.

Ilustrasi rileksShutterstock Ilustrasi rileks

Jika tidak merawat diri

Stres kronis melemahkan sistem kekebalan kita dan membuat kita lebih rentan terhadap peradangan, flu, kenaikan berat badan, gangguan tidur, sakit maag, depresi, diabetes dan penyakit jantung.

Stres, jika ditambah aktivitas seperti menatap layar perangkat elektronik dan mengonsumsi makanan cepat saji, dapat berujung pada penyakit dan obesitas, serta kurang tidur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com