Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2021, 11:44 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Refluks asam atau asam lambung naik adalah kondisi ketika asam di perut kita mengalir kembali ke kerongkongan, saluran yang menghubungkan lambung dan tenggorokan.

Banyak orang mengalami asam lambung naik sesekali. Namun, jika kondisinya sudah lebih parah atau terjadi setidaknya satu atau dua kali seminggu, kita mungkin sudah mengalami Gastroesophageal Reflux Disease (Gerd).

Ketika makanan memasuki perut, ada klep di ujung kerongkongan yang akan menutup jika makanan sudah turun.

Namun, jika klep tersebut tidak berfungsi dengan baik, asam lambung akan mengalir kembali ke mulut dan tenggorokan.

Itulah mengapa seseorang yang mengalami penyakit asam lambung kerap merasakan rasa pahit di mulut.

Beberapa kemungkinan penyebab klep tersebut tidak berfungsi dengan baik di antaranya:

  • Terlalu banyak tekanan pada perut.
  • Mengonsumsi jenis makanan tertentu, seperti yang terlalu pedas, susus, dan lainnya.
  • Kebiasaan makan yang buruk.
  • Mengalami hernia hiatus, di mana bagian atas perut menonjol ke dalam diafragma.

Baca juga: Berpuasa Bisa Sembuhkan Penyakit Asam Lambung, Ini Penjelasan Ahli

Gejala asam lambung

Kita mungkin menduga-duga apakah rasa tidak nyaman yang dirasakan adalah gejala asam lambung atau penyakit lainnya.

Jadi, seperti apa rasanya ketika asam lambung naik?

Heartburn atau sensasi terbakar di dada adalah salah satu gejala asam lambung naik yang paling umum.

Melansir MedicineNet, heartburn akan terjadi setelah orang yang menderita penyakit asam lambung mengonsumsi makanan.

Heartburn bisa lebih intens di malam hari.

Lokasi ketidaknyamanan di dada yang dirasakan akibat heartburn membuat beberapa orang merasa mereka mengalami penyakit jantung.

Jika gejala tersebut tidak bisa teratasi dengan obat, baiknya kita segera mencari pertolongan medis.

Selain heartburn, beberapa gejala asam lambung naik atau Gerd yang juga umum terjadi antara lain:

  • Kesulitan menelan.
  • Rasa nyeri di dada.
  • Rasa seperti ada gumpalan yang mengganjal di tenggorokan.
  • Memuntahkan makanan atau cairan asam.
  • Muntah.
  • Sakit tenggorokan.
  • Suara serak atau sulit berbicara.
  • Batuk kronis.
  • Gangguan tidur.
  • Timbul atau memburuknya asma.

Baca juga: Cara Jitu Mengenali Nyeri Dada karena Gerd

Kapan perlu ke dokter?

Ketika merasakan gejala seperti di atas dan gejala tersebut sudah mengganggu kenyamanan kita ketika beraktivitas sehari-hari, maka cobalah berkonsultasi dengan dokter.

Kondisi ini memang tidak mengancam nyawa, tapi mungkin saja memunculkan komplikasi serius jika dibiarkan tak diobati.

Gerd dapat menyebabkan peradangan kronis di kerongkongan. Jika kita tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat dan tepat waktu, kita mungkin saja mengalami kondisi berikut:

1. Striktur esofagus

Kondisi ini terjadi ketika bagian bawah kerongkongan kita mengalami kerusakan akibat asam lambung sehingga menyebabkan pembentukan jaringan parut.

Adanya jaringan parut dapat menyebabkan jalur makanan menyempit dan mengakibatkan sulit menelan makanan.

2. Ulkus esofagus

Ini adalah luka pada dinding yang melapisi kerongkongan dan terjadi akibat penyakit asam lambung yang intens.

Ketika luka tersebut berdarah, kita akan merasakan sakit dan mengalami kesulitan menelan.

3. Esofagus barrett

Kerusakan yang disebabkan oleh asam lambung di jaringan kerongkongan bagian bawah.

Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan yang meningkatkan risiko terkena kanker esofagus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com