Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2021, 15:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Intermittent fasting (IF) alias diet puasa adalah metode diet dengan pola makan yang mencakup periode puasa teratur, di mana kita mengonsumsi lebih sedikit kalori di sepanjang hari dalam jam tertentu.

Banyak penelitian yang mengaitkan intermittent fasting dengan sejumlah manfaat.

Mulai dari penurunan berat badan, mengurangi faktor risiko penyakit jantung, meningkatkan sensitivitas insulin, dan kontrol gula darah.

Baca juga: 5 Metode Diet Puasa untuk Turunkan Berat Badan, Kamu Perlu Tahu

Meski diet puasa sudah dinyatakan aman, namun tidak dapat dipungkiri jika metode diet ini juga kerap menimbulkan beberapa efek samping.

Nah, bagi yang tertarik untuk mencoba intermittent fasting, baik untuk mengenali sembilan potensi efek samping terkait diet puasa semacam ini. 

1. Rasa lapar ekstrem

Mungkin tidak mengherankan, rasa lapar adalah salah satu efek samping paling umum dari intermittent fasting.

Saat kita mengurangi asupan kalori atau menjalani waktu lama tanpa mengonsumsi kalori, kita mungkin mengalami peningkatan rasa lapar.

Sebuah penelitian yang melibatkan 112 orang menugaskan beberapa peserta ke dalam kelompok pembatasan energi berselang.

Mereka mengonsumsi 400-600 kalori dalam dua hari berturut-turut setiap minggu selama satu tahun.

Kelompok-kelompok ini melaporkan skor kelaparan yang lebih tinggi daripada mereka yang mengonsumsi makanan rendah kalori dengan pembatasan kalori terus menerus.

Studi menunjukkan, kelaparan adalah gejala yang biasanya dialami orang selama hari-hari pertama rejimen.

Satu studi tahun 2020 mengamati 1.422 orang yang berpartisipasi dalam rejimen puasa yang berlangsung selama 4–21 hari.

Baca juga: Kondisi yang Berbahaya untuk Melakukan Diet Puasa

Mereka cenderung mengalami gejala kelaparan hanya selama beberapa hari pertama rejimen.

Jadi, gejala seperti lapar bisa hilang saat tubuh kita beradaptasi dengan periode puasa yang teratur.

2. Sakit kepala dan pusing

Sakit kepala juga merupakan efek samping yang umum dari diet puasa, dan gejala ini biasanya terjadi selama beberapa hari pertama rejimen.

Sebuah tinjauan tahun 2020 mengamati 18 studi tentang orang yang menjalani rejimen puasa.

Dalam empat studi yang melaporkan efek samping, beberapa peserta mengatakan mereka mengalami sakit kepala ringan.

Menariknya, para peneliti telah menemukan, sakit kepala saat puasa terletak di bagian depan otak dan rasa sakitnya biasanya ringan atau sedang.

Terlebih lagi, orang yang biasanya mengalami sakit kepala cenderung mengalami sakit kepala saat berpuasa daripada mereka yang tidak.

Para peneliti menyarankan, gula darah rendah dan penarikan kafein dapat menyebabkan sakit kepala selama intermittent fasting.

3. Masalah pencernaan

Masalah pencernaan, termasuk sembelit, diare, mual, dan kembung adalah gejala yang mungkin kita alami saat melakukan intermittent fasting.

Pengurangan asupan makanan yang menyertai beberapa rejimen puasa dapat berdampak negatif pada pencernaan, sehingga menyebabkan sembelit dan efek samping lainnya.

Baca juga: Diet Puasa Picu Lenyapnya Massa Otot, Benarkah?

Ditambah lagi, perubahan pola makan yang terkait dengan program intermittent fasting dapat menyebabkan kembung dan diare.

Dehidrasi dan efek samping umum lainnya yang terkait dengan intermittent fasting juga dapat memperburuk sembelit.

Untuk alasan ini, penting bagi kita tetap terhidrasi dengan baik saat berlatih intermittent fasting dan memilih makanan padat nutrisi yang kaya serat yang dapat mencegah sembelit.

4. Perubahan suasana hati

Beberapa orang mungkin mengalami iritabilitas dan gangguan suasana hati lainnya saat mereka melakukan intermittent fasting.

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com