KOMPAS.com - Intermittent fasting (IF) alias diet puasa adalah metode diet dengan pola makan yang mencakup periode puasa teratur, di mana kita mengonsumsi lebih sedikit kalori di sepanjang hari dalam jam tertentu.
Banyak penelitian yang mengaitkan intermittent fasting dengan sejumlah manfaat.
Mulai dari penurunan berat badan, mengurangi faktor risiko penyakit jantung, meningkatkan sensitivitas insulin, dan kontrol gula darah.
Baca juga: 5 Metode Diet Puasa untuk Turunkan Berat Badan, Kamu Perlu Tahu
Meski diet puasa sudah dinyatakan aman, namun tidak dapat dipungkiri jika metode diet ini juga kerap menimbulkan beberapa efek samping.
Nah, bagi yang tertarik untuk mencoba intermittent fasting, baik untuk mengenali sembilan potensi efek samping terkait diet puasa semacam ini.
Mungkin tidak mengherankan, rasa lapar adalah salah satu efek samping paling umum dari intermittent fasting.
Saat kita mengurangi asupan kalori atau menjalani waktu lama tanpa mengonsumsi kalori, kita mungkin mengalami peningkatan rasa lapar.
Sebuah penelitian yang melibatkan 112 orang menugaskan beberapa peserta ke dalam kelompok pembatasan energi berselang.
Mereka mengonsumsi 400-600 kalori dalam dua hari berturut-turut setiap minggu selama satu tahun.
Kelompok-kelompok ini melaporkan skor kelaparan yang lebih tinggi daripada mereka yang mengonsumsi makanan rendah kalori dengan pembatasan kalori terus menerus.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.