Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/04/2021, 12:32 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Menurut Bunga, ketiga negara tersebut punya karakter selera yang berbeda ketika mencari busana muslim, terutama busana muslim anak.

Pelanggan dari Malaysia, misalnya, cenderung lebih menyukai baju kurung atau setelan atasan dan bawahan dengan rok, sedangkan pelanggan dari Filipina menyukai setelan gamis.

Sementara pelanggan dari Singapura merasa cocok dengan setiap koleksi yang dirilis Shahiahijab.

"Mereka bilang "kok ini seleranya orang Singapura banget". Produk seperti tunik atau gamis yang motifnya lagi tren, seperti motif gingham atau polos, itu orang Singapura suka," ucapnya.

Baca juga: 6 Prediksi Gaya Hijab Populer untuk Ramadhan dan Idul Fitri

Rilis produk 3 hari sekali

Meski baru menjalani bisnis selama tiga tahun, Bunga sudah melalui titik sedih atau down.

Kondisi itu biasanya dirasakan ketika dirinya merasa berat harus membagi waktu antara kesibukan bisnis dengan mengurus keluarga.

"Pernah saya menangis karena seperti enggak sanggup dengan rutinitas seperti ini," ucap Bunga.

Namun, di titik seperti itu ia selalu mengingat adanya sejumpah karyawan yang menggantungkan hidupnya dari Shahiahijab.

Hal itu kerap membuat semangat Bunga kembali hidup.

"Yang saya jalani sekarang bukan ambisi pribadi, tapi ada banyak karyawan, para penjahit yang rezekinya melalui Shahiahijab, yang bikin saya harus tetap semangat," tuturnya.

Servantina Bunga ketika berada di gudang stok brang Shahiahijab.DOK SHAHIAHIJAB Servantina Bunga ketika berada di gudang stok brang Shahiahijab.
Salah satu upaya yang dilakukannya agar antusiasme pelanggan selalu terjaga adalah merilis produk setiap tiga hari sekali.

Produk yang dirilis tak selalu produk baru, melainkan ada pula produk yang distok ulang atau produk dengan motif atau model baru.

Menjaga konsistensinya tak mudah. Untuk itu, Bunga selalu berusaha mencari ide-ide baru di setiap waktu luangnya.

"Supaya ide terus ada, setiap malam saya kalau waktu luang habus ngurus anak pasti langsung cari ide," kata dia.

Bunga tak merasa anti untuk melihat-lihat koleksi online shop lain kemudian menerapkan metode ATM (amati, tiru, dan modifikasi).

Dari situ ia bisa mendapatkan ide-ide tak terbatas sekaligus menciptakan banyak koleksi baru secara rutin.

"Enggak serta merta kita tiru, tapi kita amati yang lagi tren apa, kita coba bikin lalu modifikasi supaya punya ciri khas sendiri untuk brand kita," kata Bunga.

Baca juga: Unik, Brand Hijab Heaven Lights Gelar Fashion Show di Gunung Bromo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com