KOMPAS.com - Perundungan atau bullying masih menjadi perhatian khusus di seluruh dunia. Banyak anak yang mengalami bullying tidak hanya di sekolah, melainkan juga di dunia maya.
Seperti yang diketahui, perundungan dapat berdampak serius pada mental anak. Hal yang membuat miris adalah, pelaku perundungan anak sering kali berasal dari temannya sendiri, bukan anak atau orang lain yang tidak dikenal.
Berdasarkan studi yang dilakukan peneliti di Penn State University, peneliti melihat beberapa hal ketika mengamati remaja.
Pertama, pelaku bullying akan menindas temannya untuk mendapatkan status sosial yang lebih tinggi di dalam kelompok.
Para peneliti juga menemukan, anak-anak yang sudah berteman dalam waktu lama cenderung melakukan perundungan satu sama lain.
Baca juga: Mengakhiri Perundungan di Indonesia: Belajar dari Kasus Ji Soo dan Drama Beautiful World
Dari temuan itu, peneliti meyakini bahwa sebagian alasan yang menyebabkan bullying masih terjadi adalah karena tidak ada yang menangani konflik antar teman.
Diana Felmlee, profesor sosiologi dan demografi menyatakan bahwa banyak yang beranggapan bullying berasal dari orang-orang di luar lingkup sosial, padahal faktanya tidak demikian.
Menurut dia, besar kemungkinan perundungan datang dari seseorang yang dikenal anak.
Studi ini menunjukkan betapa pentingnya para ibu untuk menyadari apa yang sebenarnya terjadi dalam lingkaran pertemanan anaknya.
Sebanyak lebih dari 3.000 remaja dilibatkan dalam studi tersebut. Peneliti melihat bagaimana bentuk persahabatan setiap responden dengan meminta responden untuk menunjukkan siswa yang mengganggu mereka.
Baca juga: 4 Anak Pelaku Perundungan di Cilacap Jadi Tersangka, Pelaku dan Korban Ternyata Satu SMP
Para peneliti juga menemukan, agresi antara teman dan teman dari teman juga menjadi jauh lebih tinggi.
Selain itu, peneliti berpendapat program pencegahan bullying tidak selalu efektif, karena ada semacam "kontes popularitas" di sekolah yang menjadi faktor utama anak untuk melakukan perundungan terhadap temannya.
Pelaku bullying akan menggunakan taktik tersebut agar ia mendapatkan perhatian, dan bentuk bullying seperti ini lebih sulit untuk diatasi.
Baca juga: 7 Tanda Anak Remaja Sedang Mencari Jati Diri
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.