Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/04/2021, 06:19 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Ketika mengirimkan surat lamaran kerja ke sebuah perusahaan, tentu kita berharap bakal dipanggil untuk mengikuti seleksi karyawan tahap selanjutnya.

Sayangnya, tidak semua lamaran kerja diterima dan dianggap memenuhi kualifikasi.

Melansir berbagai sumber, berikut beberapa kesalahan umum yang dilakukan dan jadi penyebab lamaran kerja ditolak.

1. Tidak mengikuti instruksi

Perekrut biasanya mencantumkan persyaratan khusus pada pengumumkan lowongan kerja.

Bacalah baik-baik persyaratan tersebut dan ikuti jika ada instruksi yang diberikan.

Gagal mengaplikasikan instruksi ke dalam surat lamaran kerja bisa membuat lamaran kita ditolak karena perekrut menganggap kita tidak memerhatikan hal detil dengan teliti.

Baca juga: 17 Pekerjaan yang Bisa Dikerjakan di Rumah dan Hasilkan Banyak Uang

2. Ada kesalahan tulis

Kesalahan tulis seperti kesalahan pengejaan atau kesalahan grammar (jika lamaran kerja ditulis dalam bahasa asing) juga menjadi nilai minus dari surat lamaran kerja kita.

Jika tahu diri kita tidak mampu menulis dengan baik dan benar, ada baiknya meminta bantuan orang yang lebih mahir untuk mengecek terlebih dahulu surat lamaran kerja kita sebelum mengirimkannya.

Satu atau dua kesalahan kecil mungkin tidak terlalu mengganggu, namun jika kesalahannya banyak tentu akan memengaruhi penilaian secara keseluruhan.

3. Tak nyaman dibaca

Buatlah surat lamaran kerja yang nyaman dibaca. Surat lamaran yang terlalu panjang dan berisi detil-detil yang kurang penting memang tidak disarankan.

Namun, surat lamaran kerja yang terlalu pendek atau terlalu disingkat-singkat juga sering kali tidak bisa dibaca.

Secara estetika, surat lamaran kerja harus tetap nyaman dilihat. Artinya, surat memiliki ruang putih polos di pinggirnya, menggunakan poin, dan karakter huruf yang sederhana.

Baca juga: Pekerjaan Ini Diprediksi Paling Moncer Selama 2021

4. Tidak detil menuliskan pencapaian

Sekadar memaparkan tanggung jawab kerja pada surat lamaran kerja memang tak masalah.

Namun, mencantumkannya secara detil akan lebih membantu perekrut untuk menilai diri kita.

Misalnya, jika di pekerjaan saat ini kita pernah berhasil membawa klien dalam jumlah dua kali lipat, membantu tim mendapatkan pendapatan tambahan, dan lainnya, tak perlu malu untuk mencantumkannya dalam angka.

5. Tidak menggunakan email profesional

Alamat email adalah salah satu data penting yang kita cantumkan di dalam surat lamaran kerja.

Namun, banyak orang masih mencantumkan alamat email yang tidak profesional di surat lamaran kerjanya. Misalnya, menggunakan nama panggilan aneh atau julukan tertentu.

Gunakanlah alamat email profesional, misalnya menggunakan nama lengkap kita.

Selain itu, memilih penyedia layanan email yang umum digunakan, seperti Gmail, juga sangat berpengaruh.

Sebab, beberapa perekrut mungkin akan langsung menyaring penyedia layanan email lama langsung ke tempat sampah email.

Baca juga: Simak, Tips Melamar Kerja yang Undang Perhatian dari Perusahaan

6. Tidak memperbarui CV

Ini adalah salah satu penyebab lamaran kerja ditolak yang paling umum terjadi.

Kita mungkin saja sebetulnya memenuhi kualifikasi dan memiliki pengalaman kerja yang mumpuni.

Namun, jika curriculum vitae (CV) kita tidak diperbarui sesuai dengan pekerjaan yang dilamar, maka mungkin lamaran kerja kita bakal ditolak langsung.

Selalu memperbarui CV tidak hanya menunjukkan inisiatif yang baik, tetapi juga memberikan perekrut informasi yang paling relevan tentang diri kita.

Pastikan skill dan pengalaman yang dicantumkan sesuai dengan pekerjaan yang dilamar untuk memperbesar peluang kita diterima.

7. Melamar pekerjaan yang salah

Kedengarannya memang konyol, namun masih banyak orang yang melakukannya.

Kita mungkin berpikir bahwa melamar pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi kita bakal memperbesar peluanh untuk mendapatkan pekerjaan.

Namun, hal ini hanya akan membuang waktu kita dan perekrut.

Termasuk jika kita overqualified alias lebih tinggi daripada kebutuhan pekerjaan yang dilamar.

Misalnya, pekerjaan yang dilamar sebetulnya hanya menerlukan syarat pendidikan S1 namun kita memiliki gelar doktor dan sudah berpengalaman selama 20 tahun di pekerjaan sebelumnya.

Meski terdengar positif, namun individu yang overqualified malah berpotensi mudah bosan di pekerjaan barunya sehingga kemungkinan tidak akan bertahan lama.

Perekrut juga akan berpikir apakah ada masalah di pekerjaan sebelumnya sehingga kita dengan kualifikasi yang tinggi tersebut melamar ke pekerjaan dengan kualifikasi yang lebih rendah.

Pastikan membaca syarat yang tercantum dalam lowongan kerja sebelum melamar.

Baca juga: Hindari, Melamar Kerja untuk Lebih dari 1 Posisi di 1 Perusahaan

8. Tidak menyertakan dokumen yang dibutuhkan

Beberapa perekrut mensyaratkan agar surat lamaran kerja disertai beberapa dokumen penunjang, seperti transkrip nilai, portfolio, dan lainnya.

Pastikan kita membaca instruksi dengan baik dan mengirimkan dokumen pelengkap yang dibutuhkan.

Selain itu, pastikan surat lamaran kerja sesuai peruntukannya. Tentu kita tidak mau surat tersebut salah alamat, bukan?

Terakhir, pastikan formatnya sesuai persyaratan yang diminta perekrut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com