Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2021, 14:31 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Healthline

Sebuah survei yang dilakukan oleh Facebook mengungkapkan bahwa pengguna merasa bisa lebih otentik dengan menggunakan fitur Stories di Instagram.

Pasalnya, konten di Instagram Story akan menghilang setelah 24 jam, kecuali jika kita menyimpannya ke dalam profile highlight.

"Pengguna dapat menafsirkan Stories sebagai fitur yang lebih ringan dan lebih relevan. Fitur itu tidak terlalu 'mengancam', membuat orang lebih cenderung memanfaatkannya," sebut Antonino.

Sederhananya, pengguna bisa begitu saja mengunggah foto di Stories tanpa harus mempertimbangkan estetika seperti yang dilakukan saat mengunggah sesuatu di feed media sosial.

Manusia cenderung menyukai sesuatu yang memiliki kaitan atau hubungan dengan dirinya.

Oleh karena itu, unggahan seseorang di feed yang sudah diedit menggunakan aplikasi tertentu untuk memperlihatkan kesempurnaan dapat membuat kita merasa terancam.

Baca juga: Instagram Rilis Fitur Baru untuk Saring Pesan Kebencian di DM

Sarah Lempa, penulis dan ahli strategi media kreatif memiliki cerita seputar pengalamannya menggunakan Instagram Story.

"Setelah saya mempercepat sekitar 86 kejadian sehari-hari orang, saya mendapati diri saya memutar ulang Story saya sendiri," kata dia.

"Saya kemudian melihat siapa saja yang memerhatikan saya. Saya bertanya apa yang mereka pikirkan, melihat kehidupan saya secara online."

Sebuah survei dari Facebook mengungkapkan salah satu alasan utama orang menggunakan fitur Instagram Story adalah untuk melihat apa yang dilakukan orang lain.

Menurut hasil survei tersebut, pengguna mencari konten live dan yang belum diedit.

Sebagai manusia, kita pada dasarnya ingin mengetahui sesama manusia dan bagaimana orang lain memandang kita.

Baca juga: Tenaga Kesehatan di Media Sosial Perlukah Aturan Khusus?*

Ada sebuah teori bernama Looking-Glass Self, yang dikembangkan oleh sosiolog bernama Charles Cooley pada tahun 1902.

Teori itu menyatakan, kita mengembangkan konsep diri kita dari mengamati bagaimana kita dipandang oleh orang lain.

Pada dasarnya, kita mengunggah hal-hal penting di dalam hidup kita untuk memperkuat identitas diri kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com