"Perusahaan mungkin tidak menyadari bahwa mereka membuat lingkaran setan, di mana seperti orang yang kecanduan narkoba, pengguna akhirnya dihancurkan oleh zat yang disalahgunakan, atau berbalik melawannya," kata Antonino.
"Inikah yang ingin dicapai perusahaan teknologi yang menggunakan desain persuasif?"
Bukan sekadar desain
Menurut Anotonino, Instagram Story cenderung lebih "murni" ketimbang unggahan di feed media sosial, sehingga hal itu menambah daya tarik fitur tersebut.
Media sosial tidak memperlihatkan kebenaran sepenuhnya, namun apa yang ditampilkan orang di fitur Stories di Instagram jauh lebih terbuka dan lebih emosional.
Baca juga: Cara Menambah Banyak Foto di Instagram Stories Tanpa Aplikasi Tambahan
Sebuah survei yang dilakukan oleh Facebook mengungkapkan bahwa pengguna merasa bisa lebih otentik dengan menggunakan fitur Stories di Instagram.
Pasalnya, konten di Instagram Story akan menghilang setelah 24 jam, kecuali jika kita menyimpannya ke dalam profile highlight.
"Pengguna dapat menafsirkan Stories sebagai fitur yang lebih ringan dan lebih relevan. Fitur itu tidak terlalu 'mengancam', membuat orang lebih cenderung memanfaatkannya," sebut Antonino.
Sederhananya, pengguna bisa begitu saja mengunggah foto di Stories tanpa harus mempertimbangkan estetika seperti yang dilakukan saat mengunggah sesuatu di feed media sosial.
Manusia cenderung menyukai sesuatu yang memiliki kaitan atau hubungan dengan dirinya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.