Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2021, 14:31 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Fitur Stories di Instagram relatif disukai oleh banyak pengguna. Dengan adanya Instagram Story, pengguna dapat mengunggah status dalam bentuk foto, video, atau tulisan yang disertai stiker.

Namun di awal peluncurannya pada Agustus 2016, tombol berbentuk bulat di dalam fitur Instagram Story dinilai memiliki kemiripan yang mencolok dengan Snapchat.

Satu tahun setelah diluncurkan, jumlah pengguna Instagram Story mencapai 150 juta pengguna, menurut 99firms, perusahaan analitik pemasaran.

Angka itu berlipat ganda menjadi 300 juta pada kuartal terakhir 2017. Memasuki 2021, lebih dari 500 juta orang di dunia sibuk berinteraksi dengan Instagram Story setiap hari.

Baca juga: 2 Fitur Baru Instagram Story dan Cara Menggunakannya

Selain kualitas media sosial yang membuat orang kecanduan, Instagram Story seolah "memaksa" orang untuk menyaksikan setiap pembaruan yang diunggah oleh orang lain.

"Instagram Story berfungsi seperti episode Netflix, dan seperti episode lainnya, kita terpaksa menonton secara berlebihan. Faktanya. Instagram membuat fitur tersebut semakin menarik untuk ditonton satu per satu."

Demikian kata Dr Raffaello Antonino, psikolog konseling dan direktur klinis serta pendiri Therapy Central.

Fitur Stories di Instagram secara khusus dirancang untuk menjauhkan kita dari tanggung jawab di kehidupan nyata, bahkan prosesnya lebih cepat daripada media sosial lainnya.

Desain persuasif adalah praktik berbasis psikologi yang berfokus memengaruhi perilaku manusia lewat karakteristik atau desain suatu produk dan layanan.

Cara tersebut digunakan dalam segala hal, mulai dari sektor kesehatan masyarakat hingga e-commerce, dan tentu saja, fitur Stories di Instagram.

Baca juga: Twitter Uji Coba Fitur Mirip Instagram Story, #RIPTwitter Jadi Trending

"Perusahaan mungkin tidak menyadari bahwa mereka membuat lingkaran setan, di mana seperti orang yang kecanduan narkoba, pengguna akhirnya dihancurkan oleh zat yang disalahgunakan, atau berbalik melawannya," kata Antonino.

"Inikah yang ingin dicapai perusahaan teknologi yang menggunakan desain persuasif?"

Ilustrasi Instagram Storiesbusinessinsider.com Ilustrasi Instagram Stories

Bukan sekadar desain

Menurut Anotonino, Instagram Story cenderung lebih "murni" ketimbang unggahan di feed media sosial, sehingga hal itu menambah daya tarik fitur tersebut.

Media sosial tidak memperlihatkan kebenaran sepenuhnya, namun apa yang ditampilkan orang di fitur Stories di Instagram jauh lebih terbuka dan lebih emosional.

Baca juga: Cara Menambah Banyak Foto di Instagram Stories Tanpa Aplikasi Tambahan

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com