Kuesioner berisi pertanyaan tentang aktivitas yang dilakukan partisipan selama waktu senggang dan kerja dalam jangka waktu 10 tahun.
Partisipan juga memberi informasi penanda kesehatan tertentu seperti detak jantung ketika istirahat, tekanan darah, serta perilaku seperti merokok dan minum alkohol.
Dalam kurun waktu 10 tahun, sebanyak 7,6 persen peserta melaporkan pernah mengalami kejadian buruk kardiovaskular seperti serangan jantung atau stroke .
Setelah melakukan pengamatan dan menyesuaikan faktor-faktor seperti kondisi kesehatan lain, usia, dan pendidikan, para peneliti menemukan beberapa fakta.
Pertama, memiliki tingkat aktivitas yang tinggi di waktu senggang dapat mengurangi kematian dini terkait kejadian buruk kardiovaskular sekitar 40 persen.
Kedua, tingginya aktivitas di tempat kerja hanya menurunkan angka kematian dini sebesar 13-27 persen.
Ini menjelaskan bahwa aktivitas tinggi di tempat kerja saja belum cukup. Setiap orang tetap membutuhkan olahraga di luar pekerjaan.
Baca juga: Manfaat Olahraga untuk Hari Tua
Bahkan ada fakta yang lebih mengejutkan. Tingkat aktivitas pekerjaan yang tinggi dan sangat tinggi malah bisa meningkatkan risiko kejadian buruk kardiovaskular sebesar 15-35 persen .
Peneliti menyebut hal ini sebagai paradoks aktivitas fisik. Menurut peneliti, olahraga dapat bermanfaat, sementara bergerak selama bekerja malah dapat merusak kesehatan.
"Ini mungkin karena pekerjaan yang menuntut secara fisik tidak cenderung meningkatkan kebugaran kardiovaskular."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.