Gejala lainnya meliputi mual atau muntah, kepekaan terhadap cahaya, kebisingan, atau bau, serta nyeri yang semakin parah ketika melakukan sesuatu.
Hidung tersumbat, perubahan penglihatan, kelelahan, pikiran kabur, sakit leher, menggigil, berkeringat, dan sakit kepala ringan juga bisa menjadi gejala.
Untuk mendiagnosis apakah seseorang mengalami migrain atau tidak, membutuhkan bantuan dokter. Biasanya dokter akan menanyakan tentang gejala dan riwayat kesehatan.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis serta bertanya seputar migrain.
Pada situasi tertentu, dokter mungkin menyarankan tes darah, CT scan, atau MRI untuk melihat penyebab sakit kepala yang lebih serius.
Baca juga: Benarkah Bercinta Bisa Jadi Cara Mengatasi Migrain?
Pengobatan
Tidak ada obat untuk mengatasi migrain. Perawatan difokuskan untuk mencegah serangan migrain dan mengobati gejala sakit kepala di masa mendatang.
Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan untuk meredakan rasa nyeri sesuai dengan keluhan masing-masing orang.
Tapi ada juga terapi rumahan yang dapat membantu meredakan sakit kepala karena migrain. Misalnya saja akupunktur, hipnoterapi, konsumsi suplemen, dan terapi perilaku kognitif.
Di sisi lain, perubahan gaya hidup dapat menurunkan risiko terkena migrain atau meredakan nyerinya.
Mulailah untuk perbanyak tidur, kelola stres, makan dan minum secara teratur, hindari makanan pemicu, serta membuat jadwal yang teratur.
Baca juga: Redakan Migrain dengan Meditasi Mindfulness
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.