Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Gaya Hidup untuk Redakan Nyeri Akibat Migrain

Kompas.com - 01/05/2021, 15:26 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Migrain termasuk masalah kesehatan yang dialami banyak orang. Menurut American Migraine Foundation, setidaknya 39 juta orang di dunia hidup dengan migrain.

Migrain bukan hanya sekadar sakit kepala yang parah, melainkan penyakit neurologis dengan berbagai gejala.

Misalnya nyeri yang berdenyut-denyut serta kepekaan berlebih terhadap cahaya dan suara.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab migrain. Tetapi ada dugaan jika riwayat keluarga dan lingkungan ikut berperan.

Jika salah satu atau kedua orang tua mengalami migrain, kemungkinan anaknya juga mengalami hal yang sama sebesar 50 persen.

Migrain dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, dan latar belakang.

Kendati demikian, migrain lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Faktor terbesarnya terkait dengan hormon. Selain itu, migrain paling sering muncul di usia 15-55 tahun.

Baca juga: Mengenal Tipe Migrain dan Cara Mengatasinya

Pemicu

Terkadang migrain bisa terjadi tanpa alasan. Namun ada faktor-faktor tertentu yang membuat migrain lebih mungkin terjadi.

Pemicunya dapat berbeda pada setiap orang. Mulai dari perubahan hormon, kurang tidur, perubahan cuaca, hingga stres dan kecemasan.

Migrain juga dapat terjadi karena konsumsi alkohol, kelaparan, dehidrasi, mencium aroma yang kuat, perubahan aktivitas, dan cahaya terang.

Malah ada makanan tertentu yang dapat memicu migrain. Sebut saja cokelat, keju tua, daging yang mengandung nitrat, anggur merah dan minuman beralkohol lainnya.

Makanan yang mengandung MSG, diasinkan, atau difermentasi juga dapat memicu migrain. Makanan lainnya adalah kafein, bawang, lentil dan kacang-kacangan, serta beberapa buah seperti alpukat.

Baca juga: Sering Migrain? Bisa Jadi karena Berat Badan Naik

Gejala

Pada beberapa orang, gejala migrain dapat berbeda-beda. Namun yang paling umum adalah kepala berdenyut hingga terasa nyeri di salah satu atau kedua sisi kepala.

Gejala lainnya meliputi mual atau muntah, kepekaan terhadap cahaya, kebisingan, atau bau, serta nyeri yang semakin parah ketika melakukan sesuatu.

Hidung tersumbat, perubahan penglihatan, kelelahan, pikiran kabur, sakit leher, menggigil, berkeringat, dan sakit kepala ringan juga bisa menjadi gejala.

Untuk mendiagnosis apakah seseorang mengalami migrain atau tidak, membutuhkan bantuan dokter. Biasanya dokter akan menanyakan tentang gejala dan riwayat kesehatan.

Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis serta bertanya seputar migrain.

Pada situasi tertentu, dokter mungkin menyarankan tes darah, CT scan, atau MRI untuk melihat penyebab sakit kepala yang lebih serius.

Baca juga: Benarkah Bercinta Bisa Jadi Cara Mengatasi Migrain?

Pengobatan

Tidak ada obat untuk mengatasi migrain. Perawatan difokuskan untuk mencegah serangan migrain dan mengobati gejala sakit kepala di masa mendatang.

Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan untuk meredakan rasa nyeri sesuai dengan keluhan masing-masing orang.

Tapi ada juga terapi rumahan yang dapat membantu meredakan sakit kepala karena migrain. Misalnya saja akupunktur, hipnoterapi, konsumsi suplemen, dan terapi perilaku kognitif.

Di sisi lain, perubahan gaya hidup dapat menurunkan risiko terkena migrain atau meredakan nyerinya.

Mulailah untuk perbanyak tidur, kelola stres, makan dan minum secara teratur, hindari makanan pemicu, serta membuat jadwal yang teratur.

Baca juga: Redakan Migrain dengan Meditasi Mindfulness

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com