Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Harus Dicukur Habis? Ini Manfaat Bulu Kemaluan

Kompas.com - 01/05/2021, 20:20 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar orang merasa bulu kemaluan sebagai hal yang mengganggu tanpa menyadari manfaatnya.

Kebanyakan orang, terutama perempuan, merasa risih dengan keberadaannya sehingga memilih untuk mencukur habis atau mencabutnya.

Padahal penting sekali menjaga kondisi di area pribadi ini agar kebersihan dan kesehatan tubuh tetap terjaga.

Keinginan untuk merawat rambut kelamin ini mungkin sulit dimiliki jika kita tidak menyadari manfaatnya.

Sherry A. Ross, MD, ahli kebidanan dan ginekologi di Santa Monica, California mengatakan bulu kemaluan tidak hadir tanpa alasan.

"Bulu kemaluan ada setidaknya karena tiga hal yaitu daya tarik, kenyamanan, dan perlindungan," ujarnya.

Baca juga: Jangan Cukur Rambut Kemaluan, Ketahui 7 Alasan Berikut

 

Menurutnya, ada lebih banyak manfaat dari rambut pubis yang kita miliki antara lain:

  • Feromon

Tubuh kita memiliki kelenjar aroma di selangkangan yang menghasilkan feromon. Zat kimia ini dapat mempengaruhi otak dan memicu ketertarikan dari lawan jenis.

Rambut kemaluan yang tumbuh di selangkangan berfungsi melindungi kelenjar tersebut dan menjaga aromanya tetap kuat.

  • Bantalan

Membiarkan rambut pubis tetap tumbuh dapat melindungi alat kelamin saat berhubungan seksual. Gesekan yang dihasilkan saat berhubungan badan dengan pasangan bisa menyebabkan iritasi dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Rambut di area tersebut berfungsi sebagai bantalan agar kontak yang terjadi tetap aman dan tidak menyebabkan rasa perih.

  • Perlindungan

Dr Ross mengatakan ada efek buruk yang tidak disadari banyak orang saat mencukur rambut kemaluannya. "Posisi dan aktivitas seks tertentu tidak senyaman seperti sebelumnya," ujarnya.

Hal ini karena rambut di area genital melindungi tubuh kita dari beberapa kondisi. Misalnya saja saat mengenakan pakaian ketat atau bersepeda.

  • Kebersihan

Banyak orang merasa rambut kemaluan yang dibiarkan tumbuh sebagai sesuatu yang jorok. Faktanya, anggapan ini salah karena fungsinya sangat besar untuk kebersihan diri.

Dr Ross menegaskan rambut kemaluan yang bersih memberikan penghalang pelindung yang dapat membantu mencegah kotoran dan kuman menyerang area sensitif.

  • Daya tarik seks

Area kemaluan yang bebas bulu dianggap lebih menarik karena pengaruh media dan industri film porno. Padahal, banyak pria dan wanita yang beranggap rambut kemaluan memiliki daya tarik tersendiri.

Salah satunya karena dianggap sebagai tanda visual kematangan seksual. Tentu saja ini berlaku untuk area kemaluan yang terawat dan bersih.

Baca juga: Pahami Dulu Manfaat Rambut Kemaluan, Sebelum Mencukurnya

Cara merawat bulu kemaluan 

Ada banyak metode untuk merawat bulu kemaluan seperti laser, waxing dan mencukur. Beberapa memilih membiarkannya tetap pendek dan sisanya lebih suka mencukurnya habis.

Rambut kemaluan, sama seperti area berbulu lainnya di tubuh kita, memiliki risiko kutu, infeksi jamur, dan kuman. Area ini juga bisa jadi sumber kotoran dan kekeringan sehingga menyebabkan jerawat pada alat kelamin.

Grayson J. Guzman, MD, seorang dokter kandungan di MomDoc Midwives di Arizona mengingatkan pentingnya rambut pubis ini terawat dan tetap bersih. Metode dan gaya yang dipilih, dikembalikan pada pertimbangan setiap orang.

Namun ia membagikan tips yang harus diperhatikan dalam rutintas kita menjaga kebersihan rambut kemaluan antara lain:

  • Gunakan sabun untuk membersihkannya

Kita disarankan menggunakan sabun mandi dan campuran air untuk membersihkan area luar kemaluan.

Pilih sabun yang lembut dan hipoalergenik, serta hindari kandungan pewarna maupun wewangian. Cara ini membuat area genital ini kita tetap higienis tanpa risiko iritasi.

Beberapa orang juga sering menggunakan kondisioner untuk membuat bulu kemaluannya lebih lembut dan nyaman.

  • Bersihkan alat cukur dan gunting yang dipakai

Banyak orang yang mencukur sendiri rambut kelaminnya di rumah. Jika memang ingin melakukannya, pastikan semua alat yang dipakai dalam kondisi bersih dan steril.

Cukut dengan lembut agar tidak ada menyebabkan infeksi atau luka selama proses tersebut. Guzman menyarankan lebih baik membiarkan rambut pubis tetap pendek dibandingkan mencukurnya habis.

Baca juga: Ketahuilah, 5 Risiko Mencabut Rambut Kemaluan

  • Perhatikan produk yang dipakai

Kita mendapati banyak sekali produk perawatan rambut kelamin di pasaran. Untuk memastikan keamanannya, disarankan memilih produk yang dinilai aman jika dipakai untuk wajah.

"Jika dianggap aman untuk wajah, itu mungkin dapat diterima untuk area kemaluan," ujar Guzman.

Cermati lebih jauh soal kandungan produk sebelum memakainya termasuk jika ingin mewarnai rambut kemaluan kita. Hindari penggunaan pemutih dan hidrogen peroksida yang dapat menyebabkan iritasi.

  • Pakai celana dalam yang pas

Pakaian dalam yang dikenakan dapat membantu menjaga kesehatan rambut kemaluan kita. Disarankan untuk memilih celana dalam berbahan katun dan ukurannya pas.

Underwear ini bisa membantu melindungi dari infeksi dan rambut yang tumbuh mencuat ke dalam.

  • Hati-hati saat mencukur rambut yang mengarah ke dalam

Ada beberapa orang yang rambut kemaluannya tumbuh mencuat ke dalam. Kondisi ini agak menyulitkan dan sering menimbulkan rasa tidak nyaman.

Seringkali ini menyebabkan rasa sakit, gatal, merah atau berwarna gelap, timbul, dan bengkak. Jika terasa mengganggu, disarankan untuk mencabut rambut kemaluan tersebut.

Lakukan dengan hati-hati menggunakan penjepit dan bantuan cermin. Setelah itu, bersihkan area tersebut dengan sabun dan air mengalir.

Jika berdarah, kita bisa menutupinya dengan perban untuk mempercepat kesembuhan. Apabila kondisinya memburuk, kemerahan, bengkak, nyeri, atau keluar cairan, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan.

Baca juga: Sejumlah Risiko akibat Mencukur Rambut Kemaluan, Sudah Tahu?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com