KOMPAS.com - Anjing memang dikenal sebagai hewan yang setia. Tak sedikit kita mendengar pemilik anjing yang menceritakan bahwa hewan kesayangannya ini selalu menunggui tuannya pulang ke rumah, lalu menyambutnya dengan antusias.
Kebanyakan anjing juga tak pernah malu-malu mengekspresikan pengabdian dan cinta kepada tuannya. Perilaku yang jarang ditemui pada hewan peliharaan lainnya.
Sebenarnya, dari manakah perilaku "sahabat terbaik manusia" ini bisa ada pada diri anjing? Penjelasan mudahnya adalah karena tuannya memberikan makanan dan tempat perlindungan, tapi ternyata ada penjelasan yang lebih dalam dan bersifat ilmiah.
Baca juga: Punya 3 Anjing, Amanda Manopo: Makanannya Lebih Mahal daripada Makanan Manusia
1. Pengembang-biakkan yang selektif
Sepanjang sejarah dan domestikasi yang berjalan sangat lama, dihasilkan beragam ras anjing berbeda yang disesuaikan dengan fungsinya dalam masyarakat dan perbedaan perilaku.
Nenek moyang kita tanpa disadari kemungkinan besar berpartisipasi dalam pembiakan selektif, dengan membunuh anjing yang sifatnya agresif atau sering menyerang dan menggigit.
Anjing yang berbakat untuk berburu dan setia, akan dipelihara dan dirawat dengan baik. Hal ini tentu meningkatkan peluang reproduksi yang sukses.
Ketika anjing mendapatkan makanan dan tempat berlindung yang aman serta nyaman, maka anjing akan memberikan imbalan pada tuannya dalam bentuk "kepatuhan" atau "kesetiaan".
Seiring dengan hilangnya kebiasaan berburu dan manusia semakin nyaman dan menetap, proses domestikasi ini bergeser menjadi sebuah persahabatan.
Baca juga: Apakah Anjing Bisa Mengenali Rasa Takut Manusia?
2. Perilaku bawaan
Nenek moyang anjing adalah serigala yang hidup secara berkelompok. Untuk bertahan hidup di alam liar, serigala harus percaya dan kooperatif.
Pemimpin serigala atau sang alfa, bertanggung jawab sampai sakit parah atau terlalu tua untuk melakukan kemampuan terbaiknya dan akhirnya ditantang oleh serigala yang lebih kuat untuk kemajuan seluruh kelompok.
Ini menunjukkan bahwa perilaku serigala dimotivasi oleh keuntungan seluruh anggota kelompok daripada kesetiaan murni kepada pemimpinnya.
Ini sesuai dengan penelitian tahun 2014 di Vienna, Austria, ketika para peneliti meneliti kawanan anjing dan serigala yang dibesarkan di laboratorium.
Mereka menyimpulkan bahwa hubungan antara anjing dan manusia (dengan pemiliknya) bersifat hierarkis daripada kooperatif.
Lalu, saat serigala perlahan-lahan dijinakkan menjadi anjing modern, penelitian menunjukkan, bahwa anjing dibesarkan karena kesetiaan, ketergantungan pada tuannya, dan kemampuan untuk mengikuti perintah.
Baca juga: 5 Hal yang Tak Boleh Dikatakan kepada Anjing
3. Ikatan sosial
Ikatan sosial yang dimediasi oleh tatapan, serta membelai dan berbicara, meningkatkan kadar oksitosin, hormon bahagia, baik pada manusia dan anjing.
Hormon ini berperan dalam proses penjinakkan anjing, terkait dengan perasaan keterikatan dan kepercayaan diri, yang pada akhirnya memfasilitasi pembentukan kesetiaan dan cinta dalam hubungan emosional.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.