Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Negatif Covid-19 tapi Kritis, Raditya Oloan Alami Long Covid?

Kompas.com - 03/05/2021, 17:31 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Suami dari artis peran Joanna Alexandra, Raditya Oloan dikabarkan kritis, justru setelah hasil tes swab-nya dinyatakan negatif Covid-19.

Sebelumnya, baik Radit dan Joanna sama-sama terkonfirmasi positif Covid-19 dan memutuskan untuk mendapatkan perawatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Namun, alih-alih bisa kembali pulang ke rumah, Radit justru harus mendapatkan perawatan yang intensif di ICU karena keadaannya yang semakin menurun.

"Tadi pagi gue udah di swab dan hasilnya negatif. Tapi si covid itu sempat bikin serangan sampai badan gue terjadi peradangan," kata Radit dalam unggahan di akun Instagram miliknya.

Memang, ada beberapa orang yang pernah positif Covid-19 akan mengalami gejala lanjutan setelah negatif atau juga dikenal sebagai long covid.

Baca juga: Harapan dan Doa Joanna Alexandra untuk Raditya Oloan yang Kritis Usai Positif Covid-19

Long covid  mengacu pada kondisi di mana seseorang akan terus mengalami gejala covid setelah pulih dan dinyatakan negatif.

Konon, orang yang menderita long covid bisa mengalami kerusakan permanen pada paru-paru, jantung, ginjal, atau gejala yang mengganggu otak.

Kemungkinan gejala covid berkepanjangan

Menurut kepala petugas medis CDC untuk Covid-19, Dr John Brooks, long covid belum dipahami dengan baik oleh para ahli kesehatan.

Dia percaya bahwa dokter perawatan primer hanya dapat mengidentifikasi apakah seseorang menderita gejala covid yang lama atau adanya penyakit lain (komorbid).

"Jika kita mengalami gejala yang belum pernah dialami sebelumnya, sesuatu yang baru setelah covid seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, tidak dapat berpikir jernih, maka kita harus segera mendapatkan perawatan lebih lanjut," terangnya.

Baca juga: Kenali Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Pengobatan Long Covid di Rumah

Nyeri pada dada

Mengingat Covid-19 berdampak buruk pada saluran pernapasan dan kesehatan paru-paru kita, para ahli percaya nyeri dada bisa menjadi gejala yang menetap.

Ketidaknyamanan di dada dengan rasa nyeri tumpul juga bisa menjadi gejala Covid-19 yang parah, yang berlanjut dalam jangka panjang bahkan setelah sembuh.

Kesulitan bernapas

Menurut dokter CDC, sesak napas adalah gejala pasca Covid-19 yang umum. Meskipun demikian, sesak napas dapat membuat pasien sulit bernapas dengan lancar dan bisa bertahan pada pasien yang sudah sembuh.

Baca juga: Benarkah Vaksin Dapat Meredakan Gejala Long Covid? Ini Penjelasannya

Kabut otak

Pasien sering melaporkan tanda-tanda kabut otak atau kebingungan mental dan kondisi ini terjadi secara signifikan pada gejala long covid.

Banyak orang yang telah pulih dari Covid-19 melaporkan rasa kebingungan, mengalami kehilangan memori jangka pendek, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, dan merasa berbeda dari sebelum tertular infeksi.

Nah, sebagian besar faktor risiko yang mendasari terjadinya long covid ini juga beraneka ragam.

Tetapi, menurut direktur National Institutes of Health, Dr Francis Collins orang tua, wanita, dan orang yang mengalami obesitas tampaknya memiliki risiko lebih tinggi terkena long covid.

Baca juga: 4 Alasan Bisa Tertular Covid-19 meski Pakai Masker di Tengah Kerumunan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com