Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Alasan Pasangan Tetap Bercerai Walau Sudah Menikah Puluhan Tahun

Kompas.com - 04/05/2021, 18:18 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Forbes

Tapi ketika anak pergi, bisa jadi salah satu atau kedua pihak merasa tidak lagi 'mengenali' pasangan yang dinikahinya dulu.

Imbasnya, pasangan memutuskan untuk tidak lagi mempertahankan rumah tangga karena merasa ada yang berbeda.

3. Ketidaksetiaan

Perselingkuhan adalah alasan utama lainnya yang menyebabkan grey divorce. Terlebih adanya situs kencan membuat perselingkuhan rentan terjadi.

Tak jarang pria mulai menganggap wanita muda lebih menarik dibanding istrinya. Hal yang sama juga bisa terjadi pada wanita yang mungkin tertarik dengan pria muda.

Baca juga: Ada 4 Macam Tipe Perselingkuhan, Mana yang Paling Sering Terjadi?

4. Tingkat kesehatan dan harapan hidup

Harapan hidup saat ini jauh lebih tinggi daripada generasi sebelumnya. Rentang hidup telah meningkat secara drastis, dan bahkan pada usia 50 tahun ke atas orang mengira mereka punya waktu untuk menemukan apa yang membuat mereka bahagia dalam pernikahan.

Orang tua tidak lagi menghindari gagasan perceraian karena mereka masih percaya dapat menemukan kebahagiaan di usia separuh baya.

Akses ke perawatan kesehatan yang baik membuat individu tetap aktif secara mental, fisik, dan psikologis.

Hal ini mendorong orang untuk terus mencari pasangan yang sesuai dengan minat dan sikap mereka ketika pasangan mereka yang sekarang gagal untuk tetap sehat, bugar, dan aktif.

5. Kecanduan

Selain perselingkuhan, kecanduan juga bisa menjadi penyebab perceraian. Kecanduan terhadap obat-obatan, alkohol, perjudian, atau pornografi, dapat menghancurkan pernikahan.

Banyak pernikahan berantakan ketika seseorang menempatkan kebiasaannya di atas kebutuhan keluarga.

Kecanduan seperti perjudian dan narkoba dapat menyebabkan tekanan finansial pada pernikahan yang berakhir dengan perceraian.

Implikasi

Dampak dari grey divorce tetap bisa terasa pada anak-anak. Meskipun anak tersebut telah beranjak dewasa dan lebih memahami yang terjadi pada orangtuanya.

Proses adaptasi dengan perubahan dinamika keluarga bisa terasa sangat sulit. Terlebih anak-anak sudah terbiasa dengan satu keluarga.

Lalu tiba-tiba anak harus berurusan dengan keluarga yang terpisah. Belum lagi jika masing-masing orangtuanya memiliki pasangan hidup baru.

Anak-anak mungkin terjebak di antara perselisihan orangtua dan dipaksa untuk memihak. Ini tentu rasanya sangat tidak menyenangkan.

Grey divorce juga berdampak signifikan terhadap keuangan keluarga. Pembagian harta dan aset yang dimiliki bisa semakin rumit.

Baca juga: Usia, Pekerjaan, dan Pendidikan Berpengaruh pada Perceraian, Mengapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com