Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Terinfeksi Covid-19 Kapan Sebaiknya Divaksin? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 05/05/2021, 18:58 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak orang yang pernah terinfeksi Covid-19 mungkin berpikir tidak perlu menerima vaksin karena tubuhnya dapat membangun antibodi dengan sendirinya.

Namun, ahli penyakit menular Kristen Englund, MD mengatakan bahwa gagasan seperti ini harus dihindari.

"Meskipun kita pernah menderita Covid-19, tetap penting bagi kita untuk mendapatkan vaksin. Sejumlah kecil orang bisa tertular Covid-19 untuk kedua kalinya," ungkapnya.

Menurut dia, bahkan jika kita tidak terkena Covid-19 untuk kedua kalinya, penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan vaksin akan membantu kita melakukannya.

Baca juga: Bolehkah Penerima Vaksin Covid-19 Jadi Donor Darah? Ini Kata Kemenkes

Antibodi tidak cukup melindungi

Dokter Englund menjelaskan bahwa kita tidak tahu berapa lama antibodi secara alami akan bertahan setelah kita mengalami infeksi Covid-19.

Dia mengatakan, penelitian terbaru yang berfokus pada berapa lama kekebalan dapat bertahan setelah Covid-19 masih tidak jelas dan para ilmuwan percaya itu bisa sampai delapan bulan.

"Studi tersebut hanya mencakup 200 pasien, jadi belum ada banyak datanya. Cara terbaik untuk memastikan kita terlindungi adalah dengan vaksinasi," terangnya.

Baca juga: Sudah Negatif Covid-19 tapi Kritis, Raditya Oloan Alami Long Covid?

Dia juga mencatat, orang-orang yang pernah menderita Covid-19 dan memiliki gejala jangka panjang (long covid) akhirnya membaik setelah mendapatkan vaksin.

"Apabila kita memiliki gejala Covid-19 yang lama pada saat ini, mohon pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin," saran Dr Englund.

Waktu yang tepat untuk divaksin

Englund merekomendasikan agar orang-orang yang pernah terinfeksi Covid-19 segera mendapatkan vaksin setelah keluar dari karantina.

Namun, ada satu peringatan. Jika kita menerima antibodi monoklonal, kita harus menunggu 90 hari setelah pulih dari Covid-19 untuk menerima vaksin.

Baca juga: Menkes: Hingga Akhir April, Vaksinasi Covid-19 Tembus 20 Juta Suntikan

Tokoh Shinta saat divaksinasi dari dalam mobil. Vaksinasi massal dengan metode drive thru ini untuk para pelaku pariwisata dan pekerja transportasi umum. Kegiatan ini dilaksanakan di taman Parkir Ramayana Ballet, kompleks Candi Prambanan.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Tokoh Shinta saat divaksinasi dari dalam mobil. Vaksinasi massal dengan metode drive thru ini untuk para pelaku pariwisata dan pekerja transportasi umum. Kegiatan ini dilaksanakan di taman Parkir Ramayana Ballet, kompleks Candi Prambanan.

Menurut Food and Drug Administration (FDA), antibodi monoklonal adalah protein yang dibuat di laboratorium yang meniru respons imun tubuh.

Antibodi ini terkadang diperlukan untuk membantu pasien melawan virus.

"Jika kita memiliki antibodi monoklonal, itu akan menghalangi kita mengembangkan respons yang bagus dan kuat terhadap vaksin. Jadi itulah mengapa kita harus menunggu selama 90 hari sampai antibodi monoklonal keluar dari sistem tubuh," jelasnya.

Baca juga: Ini Alasan Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua Tidak Boleh Terlewat

Kemungkinan terinfeksi kembali jika tidak divaksin

Menurut Dr Englund, para ilmuwan masih mempelajari tentang virus corona dan masih belum jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum kita dapat terinfeksi kembali Covid-19 jika tidak divaksin.

"Jauh lebih baik jika kita divaksin, sehingga tidak perlu khawatir untuk melangkah maju sampai kita mempelajari lebih lanjut apakah kita memerlukan dosis selanjutnya atau tidak," ujarnya.

Para peneliti saat ini sedang mempelajari apakah seseorang yang telah divaksin dapat membawa virus dan menularkannya kepada orang lain.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Turunkan Angka Penularan Penyakit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com