KOMPAS.com - Media sosial diramaikan kabar soal komedian Sapri yang terbaring lemah di rumah sakit.
Ia terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena kadar gulanya yang tinggi, mencapai 1.143, jauh melebihi ambatas batas normal tubuh.
Kondisi tersebut mengganggu kerja otaknya sehingga sulit berkonsentrasi dan tak bisa diajak berkomunikasi. Karena hal ini, pelawak berkepala plontos ini lalu dirawat di ICU dan mendapat bantuan alat pernafasan.
Kadar gula tinggi atau biasa disebut hiperglikemia merupakan salah satu kondisi yang harus diwaspadai terjadi pada para penderita diabetes. Baik diabetes tipe 1 maupun 2 memiliki risiko yang serupa.
Baca juga: 2 Efek Gula Darah Rendah pada Tubuh yang Perlu Diwaspadai
Peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah tersebut bisa disebabkan karena banyak hal. Konsumsi karbohidrat terlalu tinggi, melewatkan dosis insulin, sakit atau sedang stres.
Aktivitas yang terlalu padat juga bisa menyebabkan hiperglikemia, khususnya saat kadar gula mulai naik namun tidak ditangani dengan tepat.
Kadar gula tinggi bisa menyebabkan gangguan penurunan kesadaran (ketoasisdosis). Kondisi yang berulang bahkan berdampak pada kerusakan saraf, pembuluh darah dan komplikasi lainnya.
Karena itu disarankan untuk mendapatkan penanganan ketika kadar gula dalam darah mulai meningkat. Agar tak terlambat, kenali berbagai pertandanya antara lain:
Baca juga: INFOGRAFIK: 9 Gejala Diabetes yang Kerap Tak Disadari
Perasaan haus terus-menerus menjadi salah satu indikasi penting namun jarang disadari untuk kondisi ini. Apalagi ketika kita sedang berpuasa sehingga rasa haus dianggap hal yang wajar.
Hal ini biasanya dibarengi dengan semakin sering kencing karena penumpukan glukosa. Efek sampingnya ialah rasa pusing dan dehidrasi.
"Ginjal bekerja lebih keras untuk membuang glukosa lewat urin," terang Lori Zanini, ahli kesehatan yang pernah jadi juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics.
Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Diabetes Tidak Terdeteksi?
Lonjakan glukosa dalam darah menyebabkan pandangan mata menjadi kabur, tidak fokus dan tidak jelas. Hal ini dikarenakan lensa mata membengkak akibat kadar gula meningkat yang menyebabkan kebocoran cairan.
Gangguan ini akan sangat terasa ketika sedang mengemudi dan bekerja, juga disertai dengan sakit kepala.
Baca juga: Gula Darah Tinggi Mengancam Kesehatan, Kenali Gejalanya
Jika mengalami kesemutan dan mati rasa secara berkala dalam jangka tertentu pada tangan dan kaki, ada baiknya memeriksakan diri.
Kondisi tersebut bisa menjadi indikasi terjadinya hiperglikemia akibat kerusakan saraf alias neuropati diabetik.
Bukan hanya penderita diabetes, gejala ini juga bisa dialami oleh orang umum sebagai penanda kadar gulanya meningkat.
Baca juga: Kaki dan Tangan Sering Kesemutan Bisa Jadi Gejala Penyakit Apa?
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease mengakategorikan penyakit gusi sebagai komplikasi dari diabetes.
Air liur mengandung glukosa, jika kadarnya tinggi dan bertemu dengan bakteri di mulut yang dibawa makanan, dapat membentuk plak dan menyebabkan penyakit.
Gejala awalnya berupa peradangan dan terlihat memerah. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat berujung pada gigi tanggal atau nanah di gusi.
Baca juga: 5 Mitos yang Salah soal Penyakit Diabetes, Jangan Mudah Percaya
Orang yang gula darahnya meningkat akan lebih sering merasa lapar namun mengalami penurunan berat badan.
Lori Zanini menjelaskan kondisi ini terjadi karena tubuh gagal mendapatkan energi dari glukosa. Akibanya, sistem tubuh mulai memecah otot dan lemak sebagai sumber energi sehingga terjadi penurunan berat baan yang tidak disengaja dan tidak sehat.
Baca juga: Rutin Kontrol Gula Darah Pasien Diabetes Cegah Keparahan Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.