KOMPAS.com - Sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan sering dianggap sebagai sesuatu yang terlalu mewah dan sulit dijangkau.
Karena itulah banyak orang cenderung memilih pakaian dengan harga murah, alih-alih membeli item fesyen berkelanjutan.
Faktanya, menurut pendiri dan direktut kreatif Sejauh Mata Memandang Chitra Subyakto, pakaian dengan harga "murah" rata-rata menggunakan bahan yang tidak ramah lingkungan, dan tidak tahan lama.
"Coba tanyakan pada diri sendiri, apakah jika barang yang kita beli dengan harga murah pembuatnya akan mendapatkan nilai yang sesuai?"
Demikian kata Chitra dalam konferensi pers dan pembukaan pameran "Bumi Rumah Kita" yang diadakan virtual pada Kamis (6/5/2021).
"Pikirkan juga apakah bahan pakaian yang digunakan diproses dengan bertanggung jawab, sehingga ketika pakaian sudah tidak lagi dipakai, bahannya tidak menjadi sampah yang meracuni kita?" tambah dia.
Dikatakan Chitra, pakaian dengan harga paling terjangkau umumnya menggunakan bahan poliester dari plastik, yang mengandung zat karsinogenik. Zat inilah yang dapat memengaruhi kesehatan tubuh kita.
"Di Indonesia memang tidak semua orang mampu membeli barang berkelanjutan. Tapi buat yang mampu kenapa enggak. Mungkin harga barang berkelanjutan lebih tinggi dari barang fesyen biasa, tapi bisa dipakai lebih lama," cetus Chitra.
Baca juga: Ajakan Sejauh Mata Memandang untuk Peduli Sampah Tekstil
"Bumi Rumah Kita", ajakan untuk memilah sampah
Sejauh Mata Memandang menggelar pameran bertajuk "Bumi Rumah Kita" yang didukung oleh Wardah, Taco, Senayan City, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), serta masih banyak lagi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.