KOMPAS.com - Orang-orang dengan penyakit asma lebih rentan mengembangkan infeksi pada saluran pernapasan bagian bawah atau lower respiratory tract (LRT)
Biasanya, episode infeksi LRT pada pasien asma juga terjadi lebih lama dan lebih parah.
Pada penderita asma yang tidak terkontrol dengan baik, infeksi virus pada sistem pernapasan bisa menyebabkan gejala yang lebih akut dibandingkan penderita asma yang terkontrol dengan baik.
Mengingat hubungan antara asma, fungsi kekebalan, dan keparahan klinis pada infeksi saluran pernapasan, tampaknya tidak dapat dihindari bahwa asma harus diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk hasil yang parah pada Covid-19.
Baca juga: 5 Kondisi Sakit yang Dialami Raditya Oloan, Komorbid Asma Hingga Ginjal Kurang Berfungsi
Prevalensi asma pada pasien Covid-19
Studi-studi kasus awal pandemi, termasuk di Wuhan, tampaknya tidak mengimplikasikan asma sebagai faktor risiko.
Kendati demikian, dalam studi tersebut, penyakit pernapasan kronis memiliki tingkat kematian tertinggi ketiga setelah diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Dalam studi tersebut, penderita asma mungkin masuk ke dalam kelompok penyakit pernapasan, tetapi tidak diidentifikasi secara spesifik sebagai penderita asma.
Faktor risiko lain
Analisis kohort besar pasien di Amerika Serikat (AS) yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 memang menunjukkan prevalensi asma yang tinggi, yakni sebesar 14 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.