Bagi banyak orang dewasa, berinvestasi kerap menimbulkan kecemasan dan membuat mereka menunda pekerjaannya.
Kondisi itu bisa mengurangi efek pertumbuhan dan compounding sehingga berbahaya untuk jangka panjang.
Untuk mencegahnya, kita bisa duduk bersama anak untuk mendiskusikan soal investasi yang kita beli untuk mereka.
Kita bisa mulai membicarakan dari pentingnya membiarkan uang "tumbuh" tanpa tersentuh, hingga beberapa pengorbanan sederhana yang perlu dilakukan untuk sukses dalam berinvestasi.
Misalnya, merelakan tidak beli video game dan mengalihkan uangnya untuk berinvestasi.
Sampaikanlah bahwa keputusan-keputusan kecil sekalipun bisa berdampak besar untuk mas adepan.
Untuk memotivasi anak, Henske merekomendasikan memberi anak konteks tujuan tertentu, misalnya liburan.
"Mengajari anak sejak dini berapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk sesuatu yang diinginkan dapat membantu anak mendapatkan perspektif."
Dengan begitu, anak bisa mencari tahu berapa jangka waktu yang mereka miliki jika ingin mendapatkan hal tertentu dan mencocokannya dengan pilihan investasi.
Dengan memulai investasi sejak dini, kita memposisikan anak dalam hidup untuk masa pertumbuhan yang majemuk.
Artinya, bahkan investasi kecil yang dilakukan hari ini sekalipun dapat menghasilkan keuntungan besar di masa depan.
Ketika anak sudah tumbuh besar, misalnya saja di usia kuliah, investasi tersebut tentunya sudah berkembang pesat. Hasil investasi tersebut dapat dicairkan untuk berbagai kebutuhan, seperti biaya kuliah atau keperluan lain.
Jika anak siap menunggu, uang tersebut bahkan bisa dimanfaatkan untuk membeli rumah pertama mereka.
Baca juga: Cara Mudah Ajarkan Anak Kelola Uang dengan Baik
Jika saham masih terlalu rumit dan orangtua juga tak begitu memahami seluk-beluk dunia saham, ada beberapa ide kado finansial lainnya yang bisa membantu anak lebih memahami tentang uang, di antaranya:
Ini adalah cara paling sederhana untuk mengajarkan anak tentang uang.