Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Diet Ketat Tak Selalu Dibutuhkan Orang Gemuk

Kompas.com - 09/05/2021, 14:29 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada berbagai jenis diet yang bisa dilakukan untuk mencapai target berat badan. Ada yang ringan, tapi ada juga diet ekstrim yang membuat kita selalu kelaparan.

Dalam suatu penelitian yang melibatkan 100.000 perempuan, ditemukan fakta kurang dari 1 persen orang yang mampu mempertahankan berat badannya selama lima tahun setelah mengikuti diet.

Temuan ini senada dengan yang dikatakan oleh para ahli medis. Faktanya sangat sulit untuk menurunkan berat badan dalam jangka panjang karena berbagai alasan.

"Pesan yang sering disampaikan adalah berat badan dan kesehatan itu berhubungan. Tapi sebenarnya, belum ada bukti kuat yang menunjukkan berat badan berlebih otomatis menyebabkan kesehatan buruk."

Demikian kata Jeffrey Hunger, Ph.D, asisten profesor psikologi di Miami University of Ohio dan peneliti stigma berat badan.

Menurutnya, bila seseorang masuk dalam kategori obesitas parah, menurunkan berat badan walau hanya beberapa kilogram tetap dapat memberi manfaat.

Baca juga: Mau Turun Berat Badan? Ini 14 Asupan yang Bisa Bantu Kurangi Lemak

Salah satunya melindungi persendian dari radang sendi dan membuat orang tersebut lebih mudah berolahraga.

Sayangnya bagi banyak orang itu saja belum cukup. Mereka terus berusaha melakukan berbagai cara untuk mendapatkan berat badan ideal. 

Sebelum memutuskan untuk mencoba diet tertentu, ketahui dulu delapan fakta penting terkait berat badan yang sering diabaikan.

1. Berat badan bukanlah ukuran kesehatan yang akurat

Orang yang obesitas selama ini dianggap tidak sehat secara kardiometabolik. Ini adalah istilah singkat mencakup tekanan darah, kadar kolesterol, trigliserida, glukosa darah, serta ukuran kebugaran jantung lainnya.

Tetapi para peneliti di UCLA dan University of Minnesota menemukan fakta lain setelah mengevaluasi hampir dua lusin penelitian.

Baca juga: Waspadai, Tidur Tak Teratur Sebabkan Sindrom Metabolik

Ilustrasi mengukur tekanan darah.FREEPIK/IJEAB Ilustrasi mengukur tekanan darah.

Kesimpulannya, tidak ada hubungan yang jelas antara penurunan berat badan dengan hasil kesehatan.

Artinya, menurunkan berat badan tidak otomatis menurunkan tekanan darah, risiko diabetes, atau kolesterol.

Baca juga: Tips Puasa Sehat dan Bisa Menurunkan Berat Badan

2. Perilaku sehat lebih penting daripada angka pada skala

Dalam suatu makalah yang diterbitkan di Social Issues and Policy Review, Hunger dan rekannya meninjau banyak penelitian tentang berat badan dan kesehatan.

Mereka menemukan bahwa perilaku sehatlah yang membuat tubuh sehat dan membantu seseorang hidup lebih lama.

Meskipun seseorang kelebihan berat badan, namun jika dirinya aktif secara fisik, mengonsumsi makanan bergizi, dan berhenti merokok, dia tetap mendapatkan manfaat kesehatan.

Selain itu, perilaku sehat dapat menghindari seseorang dari perasaan terisolasi, meminimalisir stres, dan mengelola depresi .

"Perhatian seharusnya tidak pada target berat badan, tetapi pada berapa hari ada niat untuk berolahraga di minggu ini dan berapa banyak produk yang akan dikonsumsi," kata psikolog  Mary S. Himmelstein, Ph.D. 

Baca juga: Jangan Rebahan, Gaya Hidup Sehat Perlu untuk Hadapi New Normal

3. Seseorang bisa menjadi gemuk

Menurut Himmelstein, pada kenyataannya tingkat kebugaran dan berat badan tidak ada hubungannya satu sama lain.

Seseorang yang kelebihan berat badan bisa saja melakukan jenis olahraga tertentu dengan lebih baik dibanding orang lain yang berat badannya ideal.

Tim peneliti internasional membuktikan hal ini ketika menganalisis mengikuti 43.000 peserta di seluruh spektrum berat badan.

Ternyata, mereka yang bugar dan sehat secara metabolik memiliki tingkat kematian yang sama selama dekade berikutnya terlepas dari berat badan mereka.

Walau memang mereka yang dianggap obesitas dan tidak sehat memiliki risiko lebih tinggi untuk kematian.

Baca juga: Kaitan Obesitas dengan Gairah Seks Menurun, Sudah Tahu?

4. Menurunkan berat badan tidak selalu meningkatkan kesehatan

Berat badan rendah tidak sama dengan kesehatan yang baik. Ada kemungkinan orang yang sangat kurus malah kekurangan gizi karena menahan lapar.

5. Berat badan jauh lebih rumit dibanding kalori

Gen, etnis, obat-obatan yang dikonsumsi, lingkungan tinggal, pendapatan, dan waktu tidur semuanya berperan dalam berat badan.

Berat badan sangat kompleks sehingga hanya sekadar menghitung kalori yang masuk dan keluar dari tubuh mungkin saja belum cukup.

Barbara Corkey, Ph.D. memiliki gagasan bahwa bahan kimia yang digunakan dalam pertanian, zat aditif di makanan olahan, dan atau 'racun' lain pada makanan berpengaruh terhadap kesehatan.

Hal itu dapat menyebabkan tubuh secara keliru melepaskan terlalu banyak insulin yakni hormon yang membuat seseorang ingin makan lebih banyak.

Corkey berpendapat, mungkin obesitas tidak menyebabkan masalah seperti resistensi insulin.

Sebaliknya, kadar insulin yang terlalu tinggi secara tidak wajar malah dapat menyebabkan obesitas dan resistensi insulin .

Baca juga: 20 Cara Mencegah Obesitas untuk Anak-anak dan Orang Dewasa

6. Seseorang mungkin terlalu kurus

Memiliki indeks massa tubuh di bawah normal dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih besar dibanding indeks massa tubuh di atas normal.

Memiliki indeks massa tubuh yang terlalu rendah alias sangat kurus dapat membuat seseorang merasa tidak enak.

7. Banyak penyedia layanan kesehatan memiliki bias yang berbahaya

Beberapa orang obesitas menghindari pergi ke dokter karena tidak ingin dipermalukan atau disalahkan. Jadinya mereka melewatkan perawatan atau deteksi dini.

Dalam kasus lain, keluhan kesehatan yang tidak ada kaitannya dengan berat badan secara tidak akurat disalahkan pada ukuran tubuh seseorang. Hal ini membuat pasien melewatkan pengobatan yang benar.

Masalah seperti diabetes, kanker, dan kondisi autoimun sangat penting untuk diidentifikasi sejak dini sehingga lebih mudah diobati.

Namun terlalu menekankan pada berat badan tampaknya menghalangi orang untuk mendapatkan perawatan terbaik.

Baca juga: Punya Riwayat Autoimun, Mikha Tambayong Giat Olahraga

8. Makan sehat dapat membuat seseorang lebih jauh dari penurunan berat badan.

Diet dapat membantu seseorang menurunkan berat badan. Tetapi mempertahankannya adalah cerita lain.

"Tingkat nutrisi yang rendah dan olahraga berlebihan dari program penurunan berat badan biasanya tidak berkelanjutan," kata Hunger.

Belum lagi jika seseorang mengurangi asupan kalorinya sehingga memperlambat metabolisme tubuh.

Daripada membuat perubahan sementara yang drastis dalam jangka pendek, lebih baik fokus pada perubahan kecil dan berkelanjutan.

Misalnya makan lebih banyak biji-bijian dan makanan nabati serta mengurangi daging merah dan makanan olahan.

Jadikan konsumsi makanan sehat sebagai gaya hidup baru untuk menyiapkan kesehatan jangka panjang.

Baca juga: Pola Makan dan Gaya Hidup untuk Cegah Penyakit Radang Usus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com