Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Sejarah Baju Koko, Busana Andalan Pria di Hari Raya

Kompas.com - 10/05/2021, 15:32 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di Indonesia, baju koko diidentikkan dengan baju muslim kaum pria. Tak heran jika menjelang Lebaran, baju ini selalu laris dicari pria.

Ada masanya baju ini hanya dipakai pria ketika beribadah di masjid atau untuk merayakan momen Lebaran. Tetapi sekarang baju koko sering terlihat dikenakan di acara pesta. Modelnya pun semakin beragam.

Sebenarnya, dari mana asal mula baju koko?

Seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 31 Mei 2018, peneliti sejarah JJ Rizal menyebutkan baju koko berasal dari tui-khim, pakaian sehari-hari pria Tionghoa.

Baca juga: Mari, Beli Baju Koko Sambil Beramal Sembako

Masyarakat Tionghoa sering kali memadukan busana tui-khim dengan celana yang panjangnya hingga mata kaki.

Hingga awal abad ke-20, para pria Tionghoa yang tinggal di Indonesia menerapkan busana tui-khim dengan celana panjang semata kaki untuk kegiatan sehari-hari.

Lambat laun, baju tui-khim juga digunakan oleh warga pribumi seiring membaurnya masyarakat Tionghoa dengan pribumi.

Sementara menurut David Kwa, pengamat budaya Tionghoa, tui-khim juga dipakai di kalangan masyarakat Betawi dan dikenal dengan sebutan baju tikim.

Kwa menyatakan bahwa ciri-ciri baju tikim sama seperti baju koko.

Baca juga: Tampil Keren dengan Baju Koko untuk ke Masjid dan Juga Ngantor

Diduga, awal mula istilah "koko" muncul karena pria Tionghoa yang menggunakan baju itu disebut engko-engko, yang dalam bahasa Indonesia berkembang menjadi koko.

Di tahun 1911, sejak berdirinya Perhimpunan Tionghoa di Hindia Belanda, baju tui-khim dan celana komprang mulai ditinggalkan. Para pria China diperbolehkan mengenakan pakaian Belanda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com