Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ucapan Ben Affleck di Hari Ibu untuk Mantan Istrinya, Jennifer Garner

Kompas.com - 10/05/2021, 16:20 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Berteman dengan Mantan Jadi Cara Terbaik Menerapkan Co-Parenting

Ketika pasangan suami istri bercerai, anak kerapkali menjadi korban harus kehilangan kedua orangtuanya. Dalam banyak kasus, mereka harus memilih tinggal dengan salah satunya dan kehilangan banyak waktu dengan yang lain.

Karena alasan inilah maka perceraian disebut memberikan dampak psikologis yang seringkali buruk bagi anak-anak. Orangtua yang harusnya hadir dan memberikan pengaruh yang sama dalam hidup anak terpaksa dibatasi karena perceraian.

Belakangan kemudian muncul konsep co-parenting sebagai upaya para orangtua untuk memastikan kebahagiaan anaknya sekaligus kebutuhan personalnya.

Baca juga: 5 Tips Mengasuh Anak bersama Mantan Pasangan

Untuk melakukannya, orangtua harus mengesampingkan perbedaan dan menjaga komunikasi terbuka mengenai keputusan penting untuk kesejahteraan anaknya. Misalnya saja berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, masa depan dan banyak hal lainnya.

Sayangnya, menerapkan co-parenting tidak semudah yang terlihat. Diperlukan banyak kerja keras dan keberanian untuk mencoba mempertahankan hubungan dengan mantan pasangan.

Terlebih lagi jika kita memiliki pengalaman buruk yang menjadi alasan bubarnya pernikahan. Namun semua itu harus disisihkan demia dedikasi optimal kepada anak.

Kesehatan dan kesejahteraan anak-anak harus menjadi prioritas utama selama dan setelah putus. Untuk melakukannya maka berteman dengan mantan adalah cara terbaik.

Baca juga: Usia Pernikahan Bukan Jaminan Aman dari Perceraian, Ini Alasannya

Berikut adalah tips yang bisa diterapkan untuk mempraktikkan co-parenting untuk kebahagiaan anak:

  • Hilangkan semua sakit hati perceraian

Perceraian memberikan sakit hati dan jejak emosional yang tidak ringan termasuk kesal, sakit hati, kecewa, dan marah. Hal tersebut ditujukan diri sendiri, kondisi yang dihadapi atau kepada mantan pasangan.

Buang semua perasaan masa lalu itu dan fokus anak dan peran kita sebagai orangtua.

Jika perasaan negatif itu muncul kembali,cobalah curhat dengan sahabat atau orang lain. Jangan sampai hal itu berdampak buruk pada hubungan co-parenting yang sedang dibangun.

Baca juga: 4 Alasan Seseorang Lakukan Ghosting pada Mantan

  • Komunikasi terbatas soal anak

Batasi komunikasi dengan mantan hanya pada hal yang berkaitan soal anak. Anggaplah mantan sebagai klien atau rekan bisnis yang hanya membicarakan urusan pekerjaan saja.

Hindari bertengkar tentang topik yang tidak berkaitan dengan anak. Jangan gegabah mengungkit masalah yang sudah berlalu atau menyebabkan perceraian.

  • Buat keputusan sebagai tim

Semua hal soal anak harus dilakukan berdasarkan kesepakatan atau keputusan yang dibuat bersama. Pendapat semua pihak sama pentingnya dalam memutuskan soal kebutuhan anak.

Diskusikan semuanya dengan baik dan cobalah mendapatkan solusi damai jika terjadi perbedaan pendapat.

Baca juga: 9 Cara Membantu Anak Hadapi Perceraian Orangtua

  • Jangan mempermasalahkan hal kecil

Tidak ada perlunya mempermasalahkan hal kecil dalam hal pengasuhan anak. Misalnya saja mantan yang sesekali mengajak anak nonton bioskop lewat larut malam.

Keluhan soal ini hanya akan memberikan dampak buruk bagi anak dibandingkan manfaatnya. Fokus pada hal-hal besar yang penting dibandingkan soal masalah sepele.

  • Buat sistem co-parenting yang mudah bagi semua pihak

Buatlah pengaturan co-parenting yang nyaman untuk semua pihak termasuk anak. Misalnya mereka akan lebih banyak tinggal dengan siapa, menghabiskan liburan dengan siapa, atau aspek lainnya.

Tanyakan pendapat anak untuk mengetahui mana yang paling nyaman bagi mereka. Harus diingat bahwa kebutuhan anak adalah yang paling diutamakan dalam konsep ini.

Baca juga: Drama Panjang Perebutan Hak Asuh Anak Atalarik Syach dan Tsania Marwa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com