Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2021, 08:39 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Google Doodle hari ini, Selasa (11/05/2021), merupakan ilustrasi gulungan kain bermotif batik yang dibentangkan dan ditarik oleh pria yang mengenakan blangkon.

Batik tersebut memiliki warna dominan hitam dan coklat dengan tema burung dan tanaman. Sekilas, kita akan menyadari jika motif tersebut menyusun tulisan 'Google'. 

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, siapakah pria itu dan apa makna motif batik sogan tersebut?

Google Doodle hari ini dibuat untuk menghormati kelahiran K.R.T. Hardjonagoro, budayawan dan sastrawan Surakarta yang lahir pada 11 Mei 1931. Ia lebih dikenal sebagai Go Tik Swan.

Baca juga: Bertemu Jokowi, PM Jepang Pakai Masker Motif Batik Megamendung

Keluarganya sudah turun temurun berbisnis di industri batik. Kakeknya memiliki empat tempat pembatikan, dua di Kratonan, satu di Ngapenan, dan satu lagi di Kestalan. Setidaknya ada 1.000 karyawan yang terlibat dalam produksi batiknya.

Namun, salah satu peran terbesarnya ialah menjadi pelopor Batik Indonesia, corak kombinasi antara tiga jenis karakter batik di negara ini.

Ketiganya yaitu batik Solo, Jogja dan Pesisiran sehingga tercipta satu motif yang unik dan berbeda.

Sebelumnya, batik Pesisiran dikenal dengan warna warna cerah dengan motif kembang dan kehidupan laut.

Sedangkan batik Solo dan Jogja sebaliknya, didominasi warna sogan dengan makna yang terinspirasi dari falsafah Jawa.

Baca juga: Mengenal Budaya Indonesia lewat 10 Sentra Batik di Pulau Jawa

Penciptaan motif Batik Indonesia tak lepas dari kedekatan K.R.T. Hardjonagoro dengan Presiden Soekarno.

Presiden pertama Indonesia itu secara personal meminta Go Tik Swan untuk menciptakan motif batik yang dapat menyatukan seluruh rakyat Indonesia.

Soekarno tahu bahwa Go Tik Swan mampu melakukan hal tersebut dengan keahlian, pengetahuan dan pemahamannya akan batik.

Presiden sebelumnya sudah dibuat terkesan dengan kelihaian pria keturunan tionghoa ini dalam menari Jawa. Ia tak ragu jika Go Tik Swan mampu menciptakan motif batik yang menyatukan sekaligus tidak kehilangan nilai-nilai falsafahnya yang agung.

Baca juga: Go Tik Swan, Menyatukan Indonesia Lewat Batik

Salah satu koleksi Batik Tiga Negeri yang dipamerkan di Dharmawangsa Hotel, Jakarta Selatan, Sabtu (27/10/2018).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Salah satu koleksi Batik Tiga Negeri yang dipamerkan di Dharmawangsa Hotel, Jakarta Selatan, Sabtu (27/10/2018).

Berhubungan Erat dengan Kebudayaan Jawa

K.R.T. Hardjonagoro dilahirkan sebagai putra sulung keluarga Tionghoa yang termasuk golongan cabang atas atau priyayi Tionghoa di Kota Surakarta.

Kedua orangtuanya sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga Go Tik Swan diasuh oleh kakeknya dari pihak ibu, Tjan Khay Sing, seorang pengusaha batik di Solo.

Sedari kecil ia sudah akrab dengan proses membersihkan kain dari malam, membuat warna alami sogan dari kulit kayu dan para pembatik yang menghias kain dengan berbekal canting.

Baca juga: Batik, dari Canting Menuju Warisan Dunia...

Tidak jauh dari rumah kakeknya, tinggallah Pangeran Hamidjojo, putra Paku Buwana X, bangsawan lulus Universitas Leiden sekaligus penari Jawa klasik.

Rumah sang pangeran selalu rutin diadakan latihan tari yang kemudian diikuti oleh Go Tik Swan muda. Bukan hanya itu, minatnya kemudian merambah pada karawitan dan berbagai seni tradisional Jawa lainnya.

Ia lalu berkuliah di Jurusan Sastra Jawa Universitas Indonesia sejak 1955 dan semakin mendalami ilmunya. Dibuktikan dengan penunjukkannya sebagai staf ahli kebudayaan yang ditetapkan langsung oleh Presiden Soekarno.

Dalam hal batik, Go Tik Swan belajar langsung dengan ibunda Susuhunan Paku Buwana XII yang memiliki pola-pola batik pusaka.

Bukan hanya memelajari, ia kemudian mengeksplorasi dan mengembangkan motif tersebut tanpa menghilangkan ciri dan maknanya.

Baca juga: Mengenal Batik Tiga Negeri Lasem yang Punya Motif Unik

Kiprahnya mencapai level tertinggi ketika dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan. Belum ada pembatik yang mendapatkan penghargaan yang setara Satya Lencana Kemerdekaan dan Satya Lencana Pembangunan itu.

Meski memiliki darah tionghoa, Go Tik Swan membuktikan kecintaannya pada budaya Jawa sampai tutup usia pada 5 November 2008.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Look Good
Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Feel Good
3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

Look Good
Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Look Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Feel Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Feel Good
Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Look Good
Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Feel Good
Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Feel Good
Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Tanya Pakar - Parenting
Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Look Good
Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Feel Good
Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Feel Good
9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

Feel Good
6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

Feel Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com